Kekhawatiran akan dampak virus Corona di dunia semakin besar. The Fed melalui Jerome Powell menyatakan bahwa virus Corona yang menyerang Cina sebagai Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia di khawatirkan akan membuat pertumbuhan ekonomi Cina semakin menurun dan akan berdampak kepada negara-negara di sekitarnya dan juga negara-negara yang mempunyai hubungan ekonomi yang erat dengan Cina seperti Australia dan Uni Eropa.
Dampak virus Corona yang berasal dari Wuhan ini ternyata telah menjangkiti sebanyak 7700 orang dan 170 orang meninggal dunia. Jumlah orang yang terjangkiti viris Corona Wuhan ini sudah melebihi jumlah yang terjangkiti SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome/SIndrom Pernafasan Akut Berat) pada tahun 2003 yang mencapai 5327 orang.
Pertumbuhan Ekonomi Cina di prediksi akan mengalami penurunan seperti saat Cina terdampak penyakit SARS tahun 2003 lalu yang mengalami penurunan PDB sebesar 2%. Kekhawatiran ini berdampak kepada menguatnya Yen Jepang sebagai Safe Havens karena aksi Unwinding Carrytrade atau menarik kembali asetnya dari luar negeri kembali ke Jepang. Jepang di kenal sebagai Negara Kreditur terbesar di dunia, dan bila terjadi gejolak di pasar finansial dunia seperti saat ini, Jepang akan menarik kembali dananya dari luar negeri kembali masuk ke negaranya sehingga Yen menjadi menguat.
Secara teknikal, USDJPY yang telah melemah dari level 109.65 ke level 108.83 di prediksi akan terus turun menuju posisi terendah Senin lalu di level 108.72 hingga level 108.60 pada bolinger tengah 20 weekly.