Emas, relatif melemah di perdagangan sesi Selasa, mempertahankan traksi dan menahan penurunan lebih lanjut dengan konsolidasi di tengah penantian pasar pada hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve yang hampir dipastikan bank sentral AS akan memperlambat pengetatan kebijakan moneternya mengingat adanya pergolakan di sektor perbankan.
Harga emas sempat menyentuh level tertinggi baru tahunan di sesi Senin, menembus di atas level 2.000, penembusan ketiga kalinya dalam catatan sejarah; yang terakhir kali dicapai saat era COVID. Bullish kuat emas dimulai dari level terendah bulan Maret di sekitar level 1.800, dan harga emas tidak pernah mencapai level tersebut sejak saat itu. Harga emas memiliki korelasi terbalik yang kuat dengan imbal hasil obligasi Treasury AS (UST), yang mengalami penurunan signifikan di sepanjang Maret.
Gejolak perbankan global memaksa investor mempertimbangkan kembali pandangan mereka tentang lonjakan biaya pinjaman. Di tengah ketidakpastian itulah, pelaku pasar memilih mencari jalan aman di obligasi Treasury AS yang membuat imbal hasil turun. Beberapa spekulasi mengesankan imbal hasil Treasury AS telah mencapai puncak. Peran Emas sebagai tempat berlindung yang aman selama kesulitan dan penurunan imbal hasil obligasi AS.
Peran emas sebagai tempat berlindung yang aman selama masa ketidakpastian keuangan, dan suku bunga yang lebih rendah membuat emas batangan yang tanpa imbal hasil menjadi lebih menarik dengan mengurangi biaya peluang untuk menahannya.
Saat ini, ada keraguan di kalangan pasar terhadap Federal Reserve untuk mengakhiri siklus kenaikan saat ini. Namun, perlu diingat bahwa Fed telah melakukan penyesuaian pertengahan siklus sebelumnya. Mengingat bahwa sebagian besar bank sentral mendekati puncak siklus kenaikan, bukan tidak mungkin Fed memberi sinyal akhir dari siklus tersebut.
Menurut CME Fedwatch, pasar memperkirakan peluang 26,9% bahwa Fed akan bertahan pada laju kenaikan saat ini pada akhir pertemuan 21-22 Maret, dengan peluang 73,1% pasar memperkirakan kenaikan 25 basis poin (bps).
Di sisi lain, di tengah inflasi AS yang masih jauh di atas target Fed yakni 2%, hampir dapat dipastikan terlalu dini bagi Fed untuk menghentikan atau mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya. Sehingga, keputusan suku bunga the Fed sebesar 25 bps atau mempertahankan suku bunga di tingkat saat di akhir pertemuan dua harinya, akan mendongkrak emas melanjutkan kenaikannya, kecuali the Fed kembali menaikkan suku bunganya sebesar 50bps, maka emas akan berpotensi kembali menuju ke area 1800an.