Kongres AS Tanyai Jaksa Agung soal Upaya Atasi Krisis Fentanyl

0
68

Jaksa Agung Amerika Merrick Garland hari Rabu (1/3) menghadapi banyak pertanyaan dari Komite Kehakiman Senat AS tentang langkah-langkah yang sudah diambil Departemen Kehakiman untuk mengatasi krisis Fentanyl.

Ketua Komite Kehakiman Senat Senator Dick Durbin mengatakan “Senator Lindsey Graham menantang saya untuk memberikan perhatian pada korban akibat Fentanyl di negara ini sebesar perhatian pada korban tewas akibat senjata api.” Garland mengatakan ia setuju dengan Durbin dan Graham tentang “betapa mengerikannya situasi krisis Fentanyl ini.” “Saya secara pribadi telah bertemu dengan keluarga anak-anak, remaja, dewasa muda, dan bahkan orang tua, yang meminum pil ini,” ujarnya seraya menambahkan “mereka mengira hanya minum Adderall, atau Oxycodone, atau Percocet, yang semuanya obat-obatan resep.

Padahal sebenarnya itu adalah Fentanyl.

Dan seperti yang ditunjukkan oleh Administrator DEA, enam dari sepuluh pil itu merupakan dosis yang fatal.” Kematian akibat overdosis di Amerika mencapai rekor tahun 2021.

Sekitar tiga per empatnya diakibatkan oleh penyalahgunaan opioid pada saat terjadinya krisis yang pertama kali dipicu oleh para produsen obat, apotek dan dokter yang mendorong penggunaannya kepada para pasien puluhan tahun lalu.

Meskipun demikian Pusat Data Pengendalian Penyakit menyatakan jumlah korban akibat opioid sintetik – seperti Fentanyl – jauh melampaui kematian yang terkait obat-obatan resep itu.

Fentanyl semakin banyak muncul di pasar gelap, dibuat menjadi pil resep palsu, atau dicampur dengan obat lain.

Senator Lindsey Graham dari negara bagian South Carolina menekankan perlunya undang-undang yang lebih keras untuk menangani krisis ini.

“Senator Tom Cotton punya proposal yang secara dramatis akan meningkatkan hukuman terkait Fentanyl… Saya ingin bekerjasama dengan Anda (Garland.red) dan Ketua DEA jika bisa, untuk menemukan solusi bipartisan guna menciptakan langkah-langkah pencegahan yang selama ini belum ada.”