Kompak, China, Indonesia Pimpin Penurunan Pasar Saham Asia

0
163
Pasar saham Asia

China dan Indonesia memimpin aksi jual di pasar saham Asia (pasar negara berkembang) hari Kamis. Aksi ini diperkirakan imbas dari yield obligasi AS yang kembali naik. Sehingga, hal tersebut meningkatkan keraguan baru tentang kelanjutannya dukungan moneter dan pertumbuhan global.

Imbal hasil obligasi global telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, sehingga pasar khawatir bahwa sentral berpeluang memperketat keran moneter. Kondisi ini karena adanya persespsi ekonomi global pulih dari pandemi COVID-19. Prospek itu memukul ekuitas dunia minggu lalu.

Pasar saham di Jakarta dan Manila turun lebih jauh pada sore hari, masing-masing turun hampir 1%. Pasar saham di Taiwan, Cina dan Korea Selatan juga mencatat kinerja terburuk.

Yield obligasi 10 tahun AS berada di 1,47% dalam perdagangan Asia. Angka itu turun dari tertinggi satu tahun di 1,61% yang terlihat minggu lalu. Analis mengatakan, pasar Asia sebenarnya tidak terlalu rentan terhadap volatilitas pasar global jika dibandingkan pada 2013. Pelaku pasar obligasi di Asia hanya membuat “ulah” setelah adanya isyarat Federal Reserve AS mungkin memperlambat ‘mesin cetak uang’-nya.

Di Malaysia, bank sentral mempertahankan suku bunga utamanya di 1,75%, sesuai perkiraan, dengan ringgit tidak berubah turun 0,1%. Bank Negara Malaysia mengatakan peluncuran vaksin COVID-19 akan mengangkat sentimen dan meningkatkan aktivitas ekonomi ke depannya.

Saham di pasar saham Kuala Lumpur turun 0,3%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik 1,5 basis poin lebih tinggi menjadi 3,105%. Rupiah Indonesia – yang mendukung sebagian dari utang pasar berkembang dengan imbal hasil tertinggi – turun 0,3%.

Ketua Fed Jerome Powell akan melakukan pidatonya hari ini, dimana pasar sangat menantikan apakah Powell membahas kenaikan imbal hasil. Peristiwa penting lainnya adalah pertemuan parlemen tahunan China yang akan berlangsung pada hari Jumat. Pemerintah Tiongkok diharapkan menetapkan target kebijakan makroekonomi negara pada pertemuan tersebut.