Harga emas turun tipis pada hari Selasa, setelah sempat mencapai level tertinggi lebih dari dua bulan di sesi sebelumnya. Penurunan emas ini imbas dari penguatan dolar AS dan komentar optimis Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell terhadap ekonomi menutup daya tarik safe-haven logam.
Indeks dolar menguat tipis 0,1% terhadap mata uang mayoritas. Sehingga membuat harga emas lebih menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Ekonomi AS melakukan lebih baik, tetapi “belum keluar dari masalah,” kata Powell pada hari Senin dalam sambutannya yang menandai studi bank sentral yang akan datang yang mendokumentasikan pukulan tidak proporsional yang diderita oleh orang tua yang kurang berpendidikan dan bekerja selama penurunan virus korona.
Aktivitas manufaktur AS tumbuh lebih lambat di bulan April, tertahan oleh kekurangan input karena meningkatnya vaksinasi terhadap COVID-19 dan stimulus fiskal besar-besaran mendorong permintaan yang terpendam.
Bank of Canada memberi sinyal bahwa mereka mungkin mulai menaikkan suku bunga sebelum Federal Reserve menyalakan api di bawah dolar Kanada, tetapi siklus pengetatan di masa lalu menunjukkan kenaikan yang lebih cepat mungkin tidak dapat dipertahankan.
Sementara itu, inflasi konsumen Korea Selatan melaju ke level tertinggi hampir empat tahun pada bulan April, terutama karena basis yang rendah pada tahun 2020 dan kenaikan harga minyak serta pertanian. Data dari negara Asia merupakan indikator yang sangat diawasi karena dianggap sebagai penentu utama perdagangan global.
Emas spot turun 0,2% menjadi $1.789,02 per ons. Logam mulia ini menyentuh level tertinggi sejak 25 Februari di $1.797,75 pada hari Senin. Sementara itu, emas berjangka AS turun 0,2% menjadi $1.788.80 per ons.
Pada perdagangan logam mulia lainnya, palladium naik 0,2% menjadi $2.976,83 per ons, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di $3.007,73 per ons pada hari Jumat. Perak turun 0,5% menjadi $26,74 per osn, sementara platinum turun 0,1% menjadi $1.228.94.
