‘Kode’ Kuroda Atas Opsi Perubahan Suku Bunga BoJ

0
223

Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda, Rabu isyaratkan kemungkinan mengubah kebijakan yield curve control (YCC) bank, dengan mengatakan bahwa perubahan itu merupakan opsi masa depan jika inflasi terus meningkat.

Kepada parlemen, Kuroda menekankan pentingnya mendukung ekonomi yang rapuh dengan kebijakan ultra-longgar seraya mengatakan bahwa beliau saat ini belum melihat penting nya menaikkan suku bunga atau membuat perubahan apa pun pada YCC.

“Namun, jika Jepang melihat kemungkinan inflasi akan menuju 2% disertai dengan kenaikan upah, penyesuaian kebijakan moneter tentu saja akan diperlukan,” Kuroda mengatakan.

Pernyataan itu berpotensi menjaga ekspektasi pasar atas perubahan suku bunga ultra-rendah bank sentral ketika masa jabatan lima tahun kedua Kuroda yang dovish berakhir pada April tahun depan.

Di bawah YCC, BOJ menentukan suku bunga jangka pendek di -0,1% dan imbal hasil obligasi 10-tahun sekitar nol sebagai bagian dari upaya untuk menopang inflasi secara berkelanjutan menuju target 2%.

Upaya tanpa henti BOJ mempertahankan batas imbal hasil 10-tahun menyebabkan distorsi dalam kurva imbal hasil obligasi, yang mendapat tekanan ke atas imbas dari kenaikan suku bunga global.

Keputusan BOJ untuk mempertahankan target suku bunga ultra-rendah pada pertemuan 22 September dan komentar dovish Kuroda pada pertemuan tersebut membuat yen turun tajam, dan memaksa pemerintah intervensi di pasar mata uang untuk menopang yen.

BOJ masih menjadi yang tidak termasuk di antara bank sentral yang melakukan pengetatan kebijakan moneter seperti yang dilakukan oleh bank sentral utama global karena berfokus pada pemulihan ekonomi yang rapuh dengan stimulus agresif.

Yen telah melemah tajam terhadap dolar karena pasar fokus pada perbedaan antara kebijakan ultra-longgar BOJ dan kenaikan suku bunga AS.