Kampanye tak henti yang dilakukan oleh mantan Presiden Donald Trump untuk meyakinkan para pemilih atas klaimnya, yang sudah terbukti tidak benar, bahwa ia dicurangi dalam pemilihan presiden 2020, akan diuji pada Selasa (24/5), ketika dua pemilihan utama Partai Republik akan berlangsung di Georgia.
Trump berusaha membuat dua pejabat Georgia kalah dalam pemilihan ini, yakni Gubernur Brian Kemp dan Menteri Luar Negeri Negara Bagian Brad Raffensperger.
Raffensperger adalah ketua komisi pemilu Georgia.
Ia membuat Trump marah karena menolak klaimnya yang menyatakan bahwa Joe Biden meraih suara terbanyak di Georgia dalam pemilu 2020 karena kecurangan yang terjadi.
Kini keduanya menghadapi lawan-lawan politik yang didukung Trump dalam kontes pemilihan Partai Republik.
Jajak pendapat menunjukkan Gubernur Kemp unggul jauh atas mantan senator Republik David Perdue.
Perdue direkrut oleh Trump setelah senator itu kalah dalam pemilihan senator untuk Georgia pada awal 2021.
Hasil jajak pendapat juga menunjukkan bahwa Raffensperger memimpin dari lawannya Jody Hice.
Namun sejumlah besar pemilih belum memutuskan siapa pilihan mereka.
Trump kalah di Georgia dua tahun lalu dari Biden dengan selisih suara 11.779.
Hasil ini diverifikasi dalam tiga penghitungan suara terpisah.
Kini Trump, hampir 19 bulan setelah kekalahannya pada 2020, sedang mempertaruhkan reputasi politiknya lagi, dan nasib pribadinya.
Juri di ibu kota Georgia, Atlanta, telah dibentuk untuk menyelidiki apakah permintaan Trump pada awal 2021 kepada Raffensperger untuk “menemukan” 11.780 suara, satu suara lebih banyak, guna mengalahkan Biden di Georgia, merupakan kejahatan.
Raffensperger menolak permintaan Trump itu, dan sekarang Trump berusaha menggulingkan Raffensperger dari jabatannya.
Sedangkan Kemp, seorang konservatif, membuat Trump marah karena menolak untuk membatalkan kemenangan Biden di Georgia.
Namun, Kemp tetap menjadi sosok yang populer di Georgia.