Kinerja Ekonomi Melamban, Harga Minyak Melemah Kembali

0
127
Harga Minyak Dunia

JAVAFX – Kinerja ekonomi melamban, harga minyak melemah kembali pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini dimana harga minyak tidak akan membaik di kemudian hari disaat permintaan akan berkurang.

Sebelumnya Topan Gordon telah melintas di Teluk Meksiko, di mana lokasi topan badai tersebut merupakan 17% tempat bagi produksi minyak lepas pantai milik AS di eksplorasi namun karena topan sudah lewat dan tidak akan mengancam penutupan operasinya karena lintasan lalu lintas kawasan minyak dan gas tersebut juga sedang tidak mengalami gangguan cuaca, maka harga minyak kembali dalam tekanan.

Harga minyak juga gagal menguat juga disebabkan komentar dari Menteri Minyak Oman Mohammad bin Hamad Al Ruhmy yang menyatakan kepada Reuters bahwa harga minyak tidak akan lebih dari 70 atau kurang dari 70 juga di mana rentang harga tersebut adalah harga yang sepantasnya.

Tekanan harga minyak sebelumnya muncul karena produksi minyak OPEC antara Juli hingga Agustus lalu, ternyata mengalami kenaikan sebanyak 220 ribu bph mencapai 32,79 juta bph, demikian menurut survei Reuters. Naiknya produksi OPEC ini diluar perkiraan pasar mengingat Iran akan segera terdampak sanksi pelarangan transaksi oleh AS di bulan depan. Produksi minyak yang berlimpah tentu membuat harga minyak tidak menarik alias melemah lagi.

Kondisi ini diperberat mengingat Presiden Trump sudah menyiapkan tarif baru kepada China sehingga tensi perang dagang sungguh mengganggu pergerakan minyak. Apalagi Kanada belum diikutsertakan dalam NAFTA, membuat kawasan Amerika Utara masih rawan konflik tarif. Tekanan harga minyak juga muncul setelah Baker Hughes mengumumkan penambahan 2 kilang aktif di AS sehingga jumlah kilang yang aktif berjumlah 862 buah serta pergerakan dolar AS yang menguat sehingga harga minyak terkesan lebih mahal.

Tekanan harga minyak kali ini jelang sanksi Iran adalah kinerja ekonomi beberapa negara berkembang yang sedang menurun, sehingga diperkirakan permintaan konsumsi minyaknya juga akan merosot tajam. Padahal konsumsi mereka bisa mencapai 60% dari pangsa pasar minyak dunia sehingga jika memang akan menurun konsumsinya maka sisi keseimbangan pasokan akan dipertaruhkan kembali.

Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,13 atau 0,19% di level $68,59 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,05 atau 0,06% di harga $77,22 per barel.

Perang dagang akan membawa konsekuensi akan turunnya pertumbuhan sebuah negara sehingga permintaan akan minyak juga dapat dipastikan mengalami penurunan. Inilah yang ditakutkan oleh pelaku pasar jika masalah perang dagang muncul lagi.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi