Kim Jong Un, pada Rabu (27/7) malam, memperingatkan bahwa negaranya “siap sepenuhnya” untuk terlibat dalam setiap konflik militer dengan Amerika Serikat, demikian dilaporkan oleh media pemerintah pada Kamis (28/7).
Peringatan itu merupakan ancaman terbaru Pyongyang di tengah spekulasi bahwa pihaknya akan segera melakukan uji coba nuklir yang ketujuh.
Kim, dalam pidato yang menandai peringatan berakhirnya Perang Korea, juga memperingatkan bahwa pemerintah Korea Selatan akan dimusnahkan jika melakukan “upaya berbahaya,” menurut Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola pemerintah.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, seorang konservatif yang mulai menjabat sejak bulan Mei lalu, berulang kali berbicara tentang kemungkinan serangan pendahuluan, termasuk serangan terhadap pemimpin senior Korea Utara, jika Korea Selatan mengetahui tanda-tanda serangan yang akan terjadi.
“Jika rezim Korea Selatan dan gangster militernya berpikir untuk melawan kami secara militer dan mereka menganggap dapat menghancurkan sebagian dari kekuatan militer kami terlebih dahulu, berdasarkan cara atau metode militer tertentu, mereka salah,” kata Kim.
Dalam pidatonya, Kim berulang kali membanggakan tentang senjata nuklir negaranya dan menunjukkan bahwa ia siap untuk menggunakannya jika perlu.
Korea Utara, katanya, “sepenuhnya siap” untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika.
Korea Utara telah melakukan uji coba sejumlah rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun ini.
Pyongyang juga tampaknya telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir lainnya, menurut pejabat AS dan Korea Selatan.