Khawatir Sanksi AS ke Iran Bikin Harga Minyak Mengarah Positif Kembali

0
107

JAVAFX – Khawatir sanksi AS ke Iran bikin harga minyak mengarah positif kembali pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sebagai bentuk khawatir pasokan minyak dunia bisa terbatas kembali.

Sebelumnya Presiden Trump menyayangkan usaha OPEC yang telah melakukan pembatasan pasokan minyaknya sehingga harga bensin di AS mengalami kenaikan yang tajam di AS pada pekan lalu. Semenjak tahun lalu, harga bensin di AS sudah naik hampir 20% sehingga menurut Trump situasi seperti ini harusnya OPEC sudah tidak melakukan pembatasan pasokan lagi. Hal ini memang diamini oleh Menteri Minyak Iran, Bijan Zanganeh bahwa OPEC sepertinya tidak perlu membatasi pasokan minyaknya di tahun depan karena harga minyak akan naik dengan alamiah.

Seperti kita ketahui memang kali ini pasokan minyak dunia sedikit terbatas karena produksi minyak Venezuela sudah turun tajam dan beberapa perusahaan minyak Rusia juga terkena imbas sanksi dari AS. Apalagi Iran sendiri sepertinya juga akan mendapat embargo lagi dari AS di Mei nanti jika Teheran dianggap tidak patuh oleh Washington dalam hal kedisiplinan nuklirnya.

Situasi ini, telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,29 atau 0,42% di level $68,93 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,17 atau 0,23% di harga $74,88 per barel.

Ketiga negara tersebut merupakan produsen utama minyak dunia, sehingga bila ketiganya menghadapi hambatan pasokan dan produksi, maka bisa dipastikan pasokan minyak dunia bisa terhambat dan ini merupakan pertanda harga minyak positif.

Sekjen OPEC Mohammed Barkindo sendiri sempat berkata bahwa kenaikan harga minyak disebabkan pasokan yang berkurang besar dari Venezuela, ketegangan geopolitik di Suriah dan Korea Utara serta rencana embargo bagi Iran bila tidak patuh terhadap keinginan AS. Barkindo menyerang Trump di mana AS sendiri terus menaikkan kapasitas produksinya sejak 2016 lalu sehingga membuat harga minyak dunia terus melemah tajam hingga mencapai harga $25 per barel kala itu.

Kondisi produksi minyak AS sudah no 2 di dunia di bawah Rusia, di mana akhir pekan lalu, Baker Hughes juga menyatakan bahwa sebanyak 5 kilang minyak AS diaktifkan kembali sehingga total kilang yang aktif di AS berjumlah 820 buah, tertinggi sejak Maret 2015.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC