JAVAFX – Harga minyak mencatat penurunan harian terbesar sejak 2014 di perdagangan hari Jumat (06/03/2020), turun 10% karena runtuhnya kesepakatan antara OPEC dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia. Harga minyak mentah turun tajam lagi diperdagangan elektronik pada akhir pekan bersama dengan indek bursa berjangka.
Kegagalan mencapai kesepakatan mewakili skenario terburuk yang terjadi. Ini merupakan permainan klasik dimana masing-masing pihak akan mendapatkan keuntungan jika pihak lain mundur. Namun, jika kedua belah pihak tidak mundur, maka mereka berdua kalah.
Komoditas minyak penting sekali bagi ekonomi AS, mengingat jumlah orang yang bekerja di industri ini dan seberapa penting perusahaan minyak dan gas terhadap pasar obligasi.
Sektor minyak seperti‘ FANG ’ misalnya. Ledakan harga minyak mentah memberikan pukulan besar terhadap pendapatan tetap selama 72 jam perdagangan terakhir, dan memperburuk kepanikan pasar secara keseluruhan.
Arab Saudi diperkirakan tidak bisa mentolerir tekanan ini karena harga minyak sangat penting bagi Negara. Meski Saudi Aramco sekarang menjadi perusahaan publik, namun cengkeraman MBS masih cukup signifikan.
Sementara itu indek saham terus dipukuli seiring penyebaran virus korona. Pada perdagangan hari Jumat, Indek Dow Jones ditutup turun 257 poin lainnya sementara S&P 500 dan Nasdaq juga berakhir dengan kuat di zona merah.
Jatuhnya pasar akibat suramnyalatar belakang ekonomi saat ini. Meski ada alasan untuk bullish, namun kesepakatan OPEC mungkin belum mati, potensi untuk ekspansi dalam kumpulan aset yang memenuhi syarat untuk dibeli di bawah program QE masa depan dan perkembangan positif wabah Corona m asih membayangi perdagangan saat ini.