JAVAFX – Sebelumnya, telah diberitakan bahwa koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman telah meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran, sebagaimana dilaporkan oleh Financial Times pada Kamis (16/05/2019). Laporan itu mengatakan langkah itu sebagai pembalasan atas serangan Houthi awal pekan ini di infrastruktur minyak Saudi.
AS pada hari Rabu memerintahkan semua staf non-darurat untuk meninggalkan Irak segera di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran atas serangan baru-baru ini terhadap tanker minyak dan fasilitas di wilayah Teluk Persia. Aktivitas yang mengancam, yang mengikuti penghapusan keringanan Amerika Serikat untuk pembeli minyak Iran tertentu, terlihat berpotensi mengganggu pengiriman minyak dari wilayah tersebut untuk memberi makan pasar global.
Disisi lain, ada laporan bahwa volume pengiriman minyak mentah Iran telah jatuh ke nol tidak boleh dianggap secara harfiah, dengan sejumlah besar tanker Iran telah mematikan transponder mereka, yang berarti mereka menjual dan memindahkan minyak tanpa terdeteksi.
Untuk saat ini, ketegangan telah memberikan dukungan untuk kenaikan harga minyak, tetapi dapat diperkirakan akan mengalami penurunan dalam jangka pendek karena dukungan dari ketegangan Teluk Persia ini berkurang. Disisi lain, dengan latar belakang perang dagang baru, akan menyusutkan permintaan energi secara global.
Pasar juga akan melihat lebih banyak volatilitas ketika dilakukan pertemuan OPEC dan non-OPEC berikutnya semakin dekat dan para pialang telah mengadopsi pandangan akan-mereka-atau-tidak-mereka akan melihat apakah kelompok itu akan memperpanjang pakta pengurangan produksi.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan kemungkinan perlambatan dalam aktivitas pengeboran minyak mentah A.S. Menurut laporan Baker Hughes pada hari Jumat, dikatakan bahwa terjadi penurunan secara mingguan untuk kedua berturut-turut dalam jumlah rig pengeboran domestik yang aktif, turun 3 buah menjadi sebanyak 802 rig sepanjang minggu ini. (WK)
