Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain tampak menangis, pada Rabu (1/2), malam ketika ia berbicara tentang atasannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, setelah bekerja untuknya selama puluhan tahun.
Ron Klain mengundurkan diri dari salah satu jabatan terpenting di Gedung Putih.
“Ini adalah pekerjaan terbaik yang pernah saya miliki,” kata Klain, yang langsung meneteskan air mata tepat setelah mengatakan ia tak bisa berjanji tak akan menangis saat berpidato.
Biden lantas menepuk bahunya.
Ruang Timur Gedung Putih disesaki para staf, pembantu dan anggota kabinet yang mengucapkan salam perpisahan kepada Klain, loyalis Biden yang telah berulang kali bekerja untuk sang presiden selama 36 tahun.
Klain mengatakan bahwa Biden telah menjadi pemimpin, guru dan mentor baginya.
Kekaguman itu tidak hanya soal urusan pemerintahan.
“Saya mempelajari semua hal yang saya ketahui tentang cara menjadi seorang ayah yang baik dari sosok Joe Biden,” ungkap Klain, seorang ayah tiga anak, sambil tersedu.
Klain memimpin Gedung Putih melalui berbagai pencapaian pemerintahan Biden, seperti pengesahan undang-undang infrastruktur, undang-undang tentang iklim, layanan kesehatan dan perpajakan, serta pengukuhan lusinan hakim dalam dua tahun pertama masa pemerintahan Biden, termasuk hakim agung perempuan kulit hitam pertama di Mahkamah Agung AS; juga titik terendahnya, seperti kekacauan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
“Ron sudah berada di samping saya dalam berbagai jabatan, dan kami sudah melalui berbagai perjuangan yang sangat sulit dan nyata bersama-sama,” kata Biden.
“Dia sosok yang selalu bisa diandalkan.” Transisi ini merupakan pergantian personel besar pertama bagi pemerintahan yang memiliki tingkat pergantian personel yang rendah di kalangan pejabat tinggi dan kabinetnya.
Klain digantikan oleh Jeff Zients, yang memimpin tim tanggap COVID-19 pemerintahan Biden.
Zients, 56 tahun, ditugaskan untuk memimpin Gedung Putih ketika pemerintahan Partai Demokrat itu beralih fokus dari membuat legislasi yang ambisius ke penerapan kebijakan-kebijakan tersebut sambil menangkis upaya Partai Republik untuk merusak pencapaian pemerintah.
Zients juga harus mengelola dampak dari penemuan berkas-berkas rahasia negara di rumah pribadi Biden di Wilmington, Delaware, serta bekas kantor think tank-nya di Washington, yang telah memicu penyelidikan penasihat khusus dari Departemen Kehakiman AS.