JAVAFX – Harga emas relatif stabil pada perdagangan di hari Selasa (17/08/2021), melayang di dekat harga puncak pada lebih dari satu minggu terakhir. Dorongan kenaikan didapatkan dari permintaan asset safe haven atas Emas di tengah meningkatnya kasus varian Delta, sehingga mampu mengimbangi tekanan yang muncul dari penguatan dolar AS.
Harga emas sedikit berubah pada $1.787.90 per troy ons di pasar spot, setelah mencapai level tertinggi sejak 6 Agustus di $1.788.97 pada hari Senin. Sementara emas di bursa berjangka AS turun 0,1% menjadi $1.788,40. Dolar A.S. sendiri yang juga sering dilihat sebagai mata uang safe-haven utama, bertahan kuat terhadap saingan lainnya.
Dikabarkan bahwa jumlah kasus COVID-19 baru yang dipicu oleh varian Delta yang sangat menular melonjak sekitar 81% selama 14 hari terakhir menjadi 1,67 juta kasus di Amerika Serikat, menurut penghitungan Reuters.
Perhatian investor sekarang adalah pada risalah pertemuan Federal Reserve Juli yang akan dirilis pada hari Rabu untuk isyarat pengurangan stimulus bank sentral. Pelaku pasar juga memantau gejolak di Afghanistan setelah Taliban merebut ibu kota.
Disisi lain, Direktur Federal Reserve wilayah Boston Eric Rosengren mengatakan pada hari Senin bahwa satu bulan lagi kenaikan pekerjaan yang kuat dapat memenuhi persyaratan bank sentral AS untuk mulai mengurangi pembelian aset bulanannya.
Sementara itu, data ekonomi terkini menunjukkan bahwa produksi pabrikan dan pertumbuhan penjualan ritel China melambat tajam dan meleset dari ekspektasi pada Juli, karena wabah COVID-19 dan banjir baru mengganggu operasi bisnis, menambah tanda-tanda pemulihan ekonomi kehilangan momentum.
Bank Industri dan Komersial China (ICBC) mengatakan pada hari Senin akan menghentikan transaksi logam mulia yang ditangguhkan untuk beberapa akun di tengah meningkatnya volatilitas harga logam mulia global dan domestik.
SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya turun 0,1% menjadi 1.020,63 ton pada hari Senin.