JAVAFX – Saat harga energi melonjak, inflasi di zona euro meningkat pada September ke level tertinggi sejak 2008, data dari kantor statistik Uni Eropa Eurostat menunjukkan pada hari Jumat (01/10/2021). Tingkat inflasi dari tahun ke tahun di 19 negara di kawasan euro, termasuk Jerman, Prancis, dan Italia mencapai 3,4 persen pada September 2021, naik dari 3,0 persen pada Agustus, menurut perkiraan sekilas dari Eurostat.
Sebagaimana diketahui bahwa harga energi melonjak 17,4 persen pada September, dibandingkan dengan lonjakan tahunan 15,4 persen pada Agustus. Di antara masing-masing negara, inflasi di Jerman, ekonomi terbesar Eropa, diperkirakan akan meningkat menjadi 4,1 persen pada September dari 3,4 persen pada Agustus.
Melonjaknya harga energy adalah pendorong utama inflasi di zona euro, meskipun Bank Sentral Eropa (ECB), bank sentral untuk euro, mengatakan bahwa mereka melihat tekanan inflasi bersifat sementara.
“Tantangan utama adalah untuk memastikan bahwa kami tidak bereaksi berlebihan terhadap guncangan pasokan sementara yang tidak ada hubungannya dengan jangka menengah,” kata Presiden ECB Christine Lagarde di sebuah forum awal pekan ini. Menurut kepala ECB, “Apa yang kita lihat sekarang sebagian besar adalah fase inflasi sementara yang terkait dengan pembukaan kembali.”
Lonjakan ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang pasokan yang rendah dan perkiraan suhu yang lebih rendah dari normal di Inggris.
Eropa tidak hanya kekurangan pasokan gas alam karena musim pemanasan dimulai pada 1 Oktober. Pasokan batu bara juga terbatas karena beberapa utilitas terpaksa beralih ke batu bara dari gas karena harga gas yang melonjak. Harga batubara juga melonjak di tengah pasokan pasar global yang ketat dengan permintaan China yang melonjak dan dengan harga karbon UE yang tinggi.
Akibatnya, harga listrik di Eropa juga melonjak, dengan harga listrik Prancis dan Jerman untuk tahun depan mencapai rekor pada hari Kamis.