Harga emas berfluktuasi dan berusaha naik kembali meski Dolar AS tengah rebound. Sejumlah data ekonomi AS sebelumnya yang telah dirilis memberikan hasil beragam. Ini menjadi tantangan baru bagi sentimen pasar, ditengah suasana kehati-hatian menjelang data atau peristiwa penting di minggu ini.
Angka-angka terkait inflasi dan aktivitas ekonomi AS menunjukkan pelemahan dan menjinakkan inflasi. Sebelumnya, inflasi yang tinggi telag mendorong Fed untuk meningkatkan suku bunga. Oleh karena itu, data ekonomi yang lemah mengurangi keyakinan Fed bertindak hawkish.
Di tempat lain, keraguan tentang pemulihan ekonomi China, akibat wabah Covid, bergabung dengan komentar suram dari Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengenai Beijing yang juga menantang harga Emas. Bagaimanapun, Georgieva yakin bahwa IMF optimis tentang kondisi pertumbuhan AS dan karenanya membuat pijakan yang baik bagi pergerakan Dolar AS.
Ke depan, Risalah FOMC yang akan dirilis pada hari Rabu, serta angka ketenagakerjaan bulan Desember di AS pada hari Jumat, akan sangat penting untuk diperhatikan oleh para pedagang Emas.
Kenaikan harga emas mencoba untuk bertahan di sekitar level tertinggi enam bulan. Dukungan teknis emas terlihat dari pola grafik bearish yang menantang pembeli Emas. Para penjual Emas kini membidik penurunan lebih lanjut ke $1.817.
Meski begitu, garis support dari pertengahan Desember di sekitar $1.807 dan $1.798, menjadi momentum yang apabula diterobos akan membawa penurunan lebih lanjut dan memberikan kendali kepada beruang Emas. Sebaliknya, terobosan harga ke atas dan menembus resisten di $1.828, akan menentang formasi grafik bearish. Kenaikan akan mentargetkan level tertinggi bulanan sebelumnya di $1.835 sebelum mengarahkan ke posisi tertinggi di bulan Juni 2022 di $1.880.