JAVAFX – Kementerian Perdagangan China pada hari Kamis (5/3) mentakan bahwa “Penyebaran wabah covid-19 telah memukul keras pada permintaan global, tetapi dampaknya terhadap perdagangan luar negeri Cina hanya sementara, pihak berwenang akan menggelar langkah-langkah stimulus yang lebih fokus untuk menstabilkan rantai pasokan.
Seperti yang dilansir dari laman Reuters bahwa epidemi tersebut yang telah menewaskan lebih dari 3.000 orang dan menginfeksi lebih dari 80.000 di daratan Cina, telah memicu rekor kontraksi besar di sektor manufaktur dan banyak perusahaan yang memangkas produksi dan kehilangan pesanan.
Li Xingqian, Direktur Departemen Perdagangan Luar Negeri di Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa sejauh ini, virus telah membatasi pergerakan karyawan, menyebabkan logistik internasional tertahan dan mengurangi perdagangan global, terutama barang-barang setengah jadi.
Namun disisi lain, penjualan produk konsumsi di Cina masih stabil sampai akhir Februari karena orang-orang secara bertahap kembali bekerja setelah upaya untuk mengekang wabah telah berhasil di beberapa tempat.
Pada hari Rabu, satu badan PBB mengatakan ekspor komponen vital untuk produk mulai dari mobil hingga ponsel asal Cina diperkirakan menyusut 2% secara tahunan di bulan Februari, merugikan negara lain dan industrinya senilai $50 miliar.
Ditempat lain, pelonggaran kebijakan moneter yang telah dilakukan The Fed di Amerika Serikat yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari epidemi virus corona yang kian meluas hingga ke seluruh dunia kini berakibat menahan penguatan dolar AS dan memberikan dorongan naik bagi mata uang utama lainnya.
The Fed menegaskan kembali akan memantau perkembangan dan implikasinya untuk prospek ekonomi dan akan menggunakan alat-alatnya dan bertindak sesuai untuk mendukung ekonomi.
Pembicaraan tersebut datang setelah setelah penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve. Federal Reserve menurunkan kisaran target untuk dana federal atau suku bunga acuan sebesar 50bps menjadi 1.00-1.25% dalam langkah darurat yang diambil pada Selasa 3 Maret. Fed mengatakan virus corona menimbulkan resiko yang berevolusi terhadap kegiatan ekonomi.
Ini adalah pemangkasan suku bunga tingkat darurat pertama sejak krisis keuangan pada 2008 yang lalu meskipun pasar sudah menetapkan potongan 50bps atau 75bps dalam pertemuan FOMC 18 Maret nanti. Langkah ini mengikuti pengumuman negara G7 yang dibuat sebelumnya pada hari dimana pembuat kebijakan menegaskan kembali komitmen mereka untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, meskipun gagal memberikan tindakan spesifik.
Li menambahkan bahwa eksportir menghadapi kesulitan besar mempertahankan pesanan, mengamankan pangsa pasar dan memenuhi kontrak mereka, tetapi fluktuasi dalam pertumbuhan perdagangan, yang dipicu darurat kesehatan masyarakat, masih dalam kisaran yang wajar.
“Di tengah kekhawatiran penyebaran virus di Korea Selatan dan Jepang dapat berarti gelombang gangguan kedua di pabrik-pabrik Cina, impor produk-produk elektronik dan suku cadang sejauh ini pertumbuhannya masih stabil. Impor dan ekspor Cina telah menunjukkan momentum positif ketika bisnis dibuka kembali,” tutup Li.