Kelompok yang dikenal bermotif kebencian, “Proud Boys”, menjadi terkenal sejak Presiden Donald Trump menolak mengecam mereka dan kelompok-kelompok supremasi kulit putih lainnya secara langsung dalam debat calon presiden di Cleveland, Ohio, Selasa (29/9) malam lalu.
Trump, yang telah dikritik karena tidak pernah secara eksplisit mengecam ekstremis sayap kanan, ditanya oleh moderator debat yang juga wartawan kawakan dari Fox News, Chris Wallace, apakah ia akan mengutuk kelompok supremasi kulit putih.
“Siapa yang ingin saya hujat?” tanya Trump sebelum penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden menyebut “Proud Boys”, yang juga kelompok sayap kanan yang mendukung Trump.
“The Proud Boys? Mundur dan bersiaplah!” jawab Trump dengan samar.
“Namun, saya ingin mengatakan,” lanjut Trump, “seseorang harus melakukan sesuatu terhadap antifa dan kelompok kiri karena ini bukan masalah kelompok sayap kanan, ini masalah kelompok sayap kiri.” Pemimpin terkemuka “Proud Boys” yang kerap hadir dalam pawai-pawai politik Trump, menganggap hal itu sebagai dukungan atas perjuangan mereka melawan aktivis antifasis yang dikenal sebagai antifa. Lewat Instagram, Enrique Tarrio, salah seorang pemimpin “Proud Boys” menulis bahwa ia “bersemangat dengan penyebutan (nama kelompoknya.red) di panggung debat.” Ditambahkannya, “ia (Trump.red) meminta Proud Boys untuk mundur dan bersiap, ini adalah yang SELALU kami lakukan,” tulis Tario.
Pengelola “Proud Boys” lainnya Joe Biggs, melangkah lebih jauh lagi.
“Trump pada dasarnya mengatakan …..
mereka!” tulis Biggs.
“Ini membuat saya sangat gembira.” Di tengah meningkatnya kecaman terhadap penolakan Trump untuk mengecam kelompok supremasi kulit putih, Trump pada Rabu (30/9) tampak mengubah sikapnya.
“Saya tidak tahu siapa Proud Boys,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
“Siapa pun mereka, mereka harus mundur.” Ditanya apakah ia mengecam kelompok supremasi kulit putih, Trump mengatakan “saya selalu mengecam apapun bentuk, apapun bentuk, apapun yang harus dikecam.” Biden mengkritisi penampilan Trump di panggung debat.
Ditanya wartawan di Ohio apakah ia ingin memberikan saran pada “Proud Boys,” mantan wakil presiden itu menjawab “cease and desist” atau “hentikan dan bubarkan” kegiatan mereka.
Kontroversi ini mengemuka ketika Trump tetap menyalahkan terjadinya aksi kekerasan di demonstrasi menuntut keadilan ras di seluruh Amerika hanya pada antifa, bertolak belakang dengan penilaian direktur Biro Penyelidik Federal (the Federal Bureau of Investigation/FBI) bahwa aksi kekerasan oleh kelompok kulit putih masih menjadi ancaman keamanan terbesar di dalam negeri.