Emas diperkirakan masih akan bergerak di kisaran sempit 1.961 – 2.002 di tengah tidak adanya pemicu fundamental di pasar. Logam mulia diperdagangkan lesu meskipun suasana pasar membaik, dan level 2.000 masih berlaku sebagai resistensi yang cukup kuat.
Sementara itu, indeks dolar AS juga tengah menghadapi hambatan di dekat level psikologis 100,00. Indeks ini akan dihadapkan dengan penyesuaian kehati-hatian sebelum dirilisnya data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada hari Kamis. Inflasi konsumen AS diperkirakan sebesar 7,9% lebih tinggi dari data yang dirilis sebelumnya di 7,8%.
Pada kondisi tertentu, pasar juga telah menurunkan perkiraan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bps) karena masih berada dalam saat yang tepat untuk penurunan. Oleh karena itu, aset safe-haven memerlukan pemicu potensial untuk meningkatkan daya tarik safe-haven. Sementara itu, imbal hasil obligasi 10-tahun AS beringsut mendekati 1,8% di tengah meningkatnya ekspektasi kebijakan pengetatan oleh Federal Reserve (Fed).
Sejak awal pekan ini, emas mengiringi cerita dolar AS. Greenback naik pada hari Senin, terangkat oleh aliran safe-haven, yang sedikit menahan laju logam mulia tersebut. Pasar meninjau efek pertumbuhan ekonomi global atas meroketnya harga minyak yang mencapai harga tertinggi 14 tahun. Baik UE dan AS tengah mempertimbangkan pelarangan impor minyak mentah Rusia. Imbas dari sanksi yang akan diterapkan, Minyak Brent, yang menjadi acuan dunia, naik ke level $138bbls sebagai konsekuensinya.
Indeks dolar terus bergerak menuju level 100 dan bukukan level tertinggi di 99,400. Ini membuat euro turun 0,7% terhadap dolar di level 1,08575 di tengah kekhawatiran kenaikan harga energi akan memicu stagfalasi ekonomi Eropa. Konsensusnya adalah bahwa harga yang lebih tinggi hanya menimbulkan ancaman yang lebih sedikit bagi AS dibanding di Zona Euro. Sementara minyak mentah Rusia hanya mewakili 3% dari impor energi AS, sementara untuk Eropa, Rusia merupakan penyedia utama. Rusia menyediakan 25% minyak mentah UE dan 40% gas alamnya.
Selain itu, divergensi bank sentral terus mendorong dolar AS, di mana pekan ini tidak ada pidato dari Fed karena embargo media menjelang pertemuan FOMC minggu depan. Pasar sepenuhnya meyakini the fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bp di pertemuan FOMC pada 16 Maret mendatang sebagai awal dari siklus pengetatan. (jfx/dny)