Mata uang euro jatuh di bawah paritas terhadap dolar lagi karena para trader membuang mata uang tunggal di tengah kekhawatiran baru melonjaknya biaya energi akan menyebabkan resesi di Eropa. Pemantulan dolar juga didukung oleh imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan nada “risk-off” umum di seluruh pasar karena investor khawatir bahwa Federal Reserve akan tetap teguh dalam pertempurannya dengan inflasi tinggi multi-dekade.
Pair EURUSD hari Senin ditutup di level $0.99404 lebh tinggi dari harga yang sempat menyentuh $0.99250 atau terendah sejak Desember 2002. Bank sentral Jerman mengatakan pada hari Senin bahwa kontraksi di pembangkit tenaga listrik zona euro semakin mungkin karena harga gas alam melonjak di seluruh benua biru sebagai tanggapan atas pembatasan pasokan Rusia.
“Penurunan output ekonomi di bulan-bulan musim dingin menjadi lebih mungkin terjadi,” kata Bundesbank dalam laporan bulanannya. “Tingkat ketidakpastian yang tinggi atas pasokan gas musim dingin ini dan kenaikan harga yang tajam kemungkinan akan sangat membebani rumah tangga dan perusahaan.”
Pengamat forex mengatakan euro sedang membicarakan berita di dagu. “Kegentingan energi tetap menjadi ancaman menyeluruh bagi stabilitas ekonomi di Eropa, karena harga gas menyentuh level tertinggi baru. Euro FX kembali diperdagangkan pada paritas vs dolar AS, karena reli pasar bearish terakhir menunjukkan tanda-tanda memudar,” kata Luis Costa, ahli strategi mata uang di Citi.
Kontrak bulan depan ICE Dutch TTF Gas Future, patokan Eropa, melonjak 19% menjadi 291 euro per megawatt jam. Kontrak yang setara kurang dari 30 euro setahun yang lalu. Ini dimasukkan ke dalam harga listrik, dengan listrik Jerman tahun depan melonjak sebanyak 21% ke rekor € 678 per megawatt jam, menurut Bloomberg.
Lonjakan harga terbaru terjadi ketika Rusia mengatakan bahwa mulai 31 Agustus akan menutup pipa penting Nordstream selama tiga hari pemeliharaan. Saluran tersebut telah beroperasi dengan kapasitas hanya 20% selama berminggu-minggu karena Moskow membalas sanksi yang dijatuhkan karena invasinya ke Ukraina.
Pengamat khawatir biaya energi yang ekstrem akan membutuhkan penjatahan di seluruh bagian sektor industri Eropa dan menambah ketidakpastian adalah tingkat rendah di Rhine, yang disebabkan oleh kekeringan, yang membatasi pengangkutan bahan di dalam jantung industri Jerman. Sebuah survei yang dirilis pekan lalu mengungkapkan investor Jerman paling mengkhawatirkan prospek ekonomi terbesar keempat di dunia itu sejak krisis utang zona euro pada 2012.