Harga emas menguat pada hari Jumat untuk membukukan kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu, karena mundurnya dolar AS dan imbal hasil Treasury meredakan beberapa kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut. Harga emas di bursa berjangka AS untuk pengiriman Maret naik 0,7% pada hari Jumat (03/03/2023) dan mencatat kenaikan terbatas sebesar 2,1% untuk minggu ini menjadi $1.847,70/ons. Harga penutupan ini merupakan posisi emas paling tinggi sejak pertengahan Februari.
Dolar AS telah menjadi sentiment “pendorong utama” pergerakan harga emas. Para investor menilai jalur suku bunga Fed yang hawkish memberikan tekanan pada emas. Pemantulan dolar AS pada bulan Februari membebani harga emas, tetapi minggu ini Indeks Dolar berakhir dengan kerugian secara mingguan untuk yang pertama dalam lima minggu terakhir. Momen yang demikian ini tidak disia-siakan oleh pelaku pasar dengan mendorong harga emas lebih tinggi.
Namun demikian, emas masih bisa memiliki “momen make-or-break” pada minggu depan. Pasalnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan memberikan kesaksian di Komisi Jasa Keuangan DPR AS pada Rabu mendatang. Sekelumit informasi tentang kebijakan moneter bisa memberikan arah perdagangan pasar saat ini.
Jika Powell berpegang teguh pada narasi hawkish, diyakini bahwa tidak ada potensi penurunan secara besar-besaran hingga Januari dan data ekonomi AS tentang lapangan pekerjaan yang kuat pada Februari, justru bisa membuat emas menguapkan reli yang didapatkan dalam minggu ini. Untuk diketahui bahwa harga emas sebelumnya telah mencapai posisi terendah sepanjang tahun ini pada perdagangan di minggu lalu setelah mencapai level tertinggi sembilan bulan pada awal Februari.