Invasi Rusia ke Ukraina telah mengejutkan dunia dan mengirim harga minyak melonjak di atas $100 pada Kamis kemarin. Sejurus kemudian, reaksi yang relatif hangat dari para pemimpin Barat telah membawa harga minyak kembali turun dalam perdagangan di hari Jumat. Kekhawatiran pasar berkurang bahwa invasi ini akan membuat kelangkaan minyak dan energy di Eropa atau menganggu pasokan global yang sudah tercekik, karena menjadi jelas bahwa industri energi Rusia tidak dikenai sanksi oleh Barat.
Baik harga Brent dan West Texas Intermediate (WTI) telah tergelincir kembali ke level sebelum invasi menjelang akhir pekan ini. Kondisi ini menghancurkan prediksi sebelumnya, yang memproyeksikan adanya harga “Kiamat”.
Saat Rusia menginvasi Ukraina melalui darat, udara, dan laut, harga minyak mentah melonjak di pasar minyak yang sudah bergejolak. Kekhawatiran bahwa Rusia—produsen dan pengekspor minyak mentah terbesar ketiga di dunia dengan 6-8 juta barel per hari minyak mentah dan produk olahan—mungkin mendapati dirinya tidak mampu atau tidak mau memasok pelanggan biasanya dengan minyak mentah dan gas alam.
Harga minyak mentah Brent mencapai $105,79 di hari Kamis, setelah naik lebih dari $8 per barel setelah Putin menyatakan bahwa Rusia telah terlibat dalam “operasi militer khusus” di Ukraina yang oleh seluruh dunia dengan cepat dicap sebagai invasi. Minyak mentah WTI mencapai $ 100 per barel sebelumnya pada hari Kamis. Namun diakhir perdagangan hari itu, harga mulai surut setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan gelombang kedua sanksi yang tidak termasuk sanksi terkait energy, roti dan mentega Rusia.
Pada hari Jumat, harga semakin tergelincir lebih jauh, dimana harga minyak Brent akhirnya jatuh kembali ke $96,99, kembali ke level yang terlihat sebelum invasi. Jalur yang diambil harga minyak mentah WTI serupa. WTI telah tergelincir kembali ke $91,22 per barel, harga turun $1,59 pada hari itu dan di bawah level yang terlihat sebelum invasi.
Secara khusus, harga minyak mentah Rusia “Ural”, diperdagangkan dengan diskon besar untuk minyak mentah Brent karena para pedagang berhati-hati tentang perdagangan di kelas yang pada akhirnya bisa datang dengan sanksi. Juga berkontribusi pada diskon Ural yang lebih curam adalah premi asuransi yang lebih tinggi untuk kargo yang berlayar ke Laut Hitam, bersama dengan kesulitan dalam memperoleh letter of credit untuk minyak mentah Rusia. Jumat sore, Ural dilaporkan diperdagangkan dengan diskon $12 ke Brent. Ini adalah diskon Ural terbesar selama bertahun-tahun.
Awalnya, banyak pihak menilai bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan memicu respons komunitas internasional yang kuat. Sebaliknya, tampaknya ada keragu-raguan dan pertengkaran di antara para pemimpin Eropa. Fakta bahwa harga minyak berada di sekitar $100 per barel dan harga gas yang meroket hingga $50 per mmBtu tentu memainkan peran dalam menyulut keraguan ini.
Tampaknya aliran minyak dan gas Rusia terlalu penting untuk pasar internasional bagi kekuatan Barat untuk menargetkan mereka dengan sanksi. Kurangnya sanksi terhadap industri energi adalah alasan utama kita melihat harga minyak jatuh kembali pada hari Jumat.