Kekahwatiran Siklus Resesi Belum Berakhir, Harga Emas Naik Lagi

0
79
Gold bars

JAVAFX – Harga emas di bursa berjangka ditutup lebih tinggi pada hari Rabu (06/03). Hasil ini sekaligus menghentikan penurunan harga selama tujuh sesi beruntun, yang tercatat sebagai penurunan terpanjang dalam dua tahun terakhir ini.

Dorongan kenaikan harga berpijak pada keyakinan pelaku pasar mengenai kesepakatan perdagangan dan memudarnya resiko Brexit. Aksi risk-off telah berkurang dan telah memungkinkan sejumlah kecil investor kembali melakukan aksi beli sehingga memberikan dukungan untuk harga logam mulia naik kembali.

Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan April naik $ 2,90, atau 0,2%, ke $ 1,287.60 per troy ons. Menguat kembali dari kerugian sebesar 0,2% sehari sebelumnya. Pada penutupan perdagangan di hari Selasa berada di $ 1.284,70. Ini merupakan posisi terendah sejak 24 Januari. Penurunan pada hari Selasa tersebut, menandai tujuh kerugian berturut-turut, sebagai bentangan penurunan terpanjang sejak penurunan sembilan sesi yang berakhir 10 Maret 2017.

Menteri Luar Negeri A.S. Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa Presiden Donald Trump akan menolak kesepakatan perdagangan dengan China yang tidak sempurna. Pernyataan itu “mengirim bendera peringatan,” yang menjadi sentiment positif bagi emas sebagai aset surgawi.

Meski harga emas mengalami penurunan dalam perdagangan sebelumnya, namun kejatuhan harga emas ini tidak mengantar aksi jual yang tajam. Ini menunjukkan bahwa pasar telah sedikit jenuh jual pada reaksi terhadap berita perdagangan bursa yang positif selama seminggu terakhir, terutama dengan kesepakatan yang belum diselesaikan.

Kelemahan di bursa saham AS, sementara itu, memberikan perlindungan bagi penguatan ringan emas, meskipun dolar AS relative stabil, bahkan diperdagangkan lebih tinggi minggu ini, sehingga mampu mengimbangi upaya kenaikan harga emas. Indek Dolar AS hampir datar di 96,871 karena emas berjangka ditutup, tetapi naik 0,4% untuk minggu ini.

Pada perdagangan minggu lalu, harga emas turun sebesar 2,5%. Hasil ini menandai penurunan mingguan paling tajam sejak Agustus. Sentimen risk-on yang luas, yang mendorong kenaikan saham-saham AS dan global, serta penguatan dalam dolar AS, keduanya menjadi sentiment yang mengurangi permintaan logam mulia sebagai tempat berlindung sejak awal minggu ini.

Meski demikian, emas tidak kehilangan status safe-havennya. Terlihat dari kinerja yang relatif baik karena berpijak pada kekhawatiran bahwa resesi siklus belum berakhir dan tetap ada. Terlihat dari sikap beberapa bank sentral utama yang terus mendiversifikasi aset cadangan mereka dengan melakukan pembelian emas.

Selanjutnya, para pialang akan memperhatikan data nonfarm payroll AS yang akan diterbitkan pada Jumat ini. Indikator ini akan memberikan gambaran tentang rencana The Federal Reserve untuk suku bunga. Sementara pada hari Rabu, Gubernur Bank Sentral AS wilayah New York John Williams mengatakan patokan suku bunga bank sentral adalah “netral yang nyata”. Pernyataan ini menandakan bahwa The Fed tidak berencana menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. (WK)