Kejutan Powell Mengenai Suku Bunga Mengguncang Pasar Keuangan

0
217

Ketua The Fed, Jeromme Powell membuat kejutan di mana ia memberikan pernyataan di depan Senat bahwa The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi untuk menekan inflasi yang di nilai masih terlalu tinggi. Padahal sebelumnya, The fed mulai menurunkan keagresifannya dalam menaikkan suku bunganya yang biiasanya sebesar 75 Bps beberapa kali dan mulai turun kenaikannya sebesar 50 Bps di bulan Desember 2022 dan akhirnya menjadi 25 Bps. Pernyataan Powell akhirnya di respon negatif oleh para investor dan memicu gejolak di pasar keuangan.

Emas yang sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga The Fed langsung rontok di ikuti oleh rontoknya harga komoditas energi dan juga anjloknya pasar saham di AS. Gold anjlok Selasa lalu hingga kemarin dan mencapai posisi di level 1809.34. Sebenarnya Powell mengatakan bahwa  laju kenaikan suku bunga bisa kembali ditingkatkan jika diperlukan guna bisa mengendalikan inflasi. Walau ada kata “Jika di perlukan” yang menunjukkan ketidak pastian karena bisa jadi juga tidak di naikkan secara agresif kembali, tapi tetap saja hal ini mengguncang pasar. Karena itu, para pelaku pasar tetap akan mewaspadai adanya kenaikan suku bunga ini setiap saat di rilis.

Pelaku pasar kini melihat puncak suku bunga The Fed akan berada di kisaran 5,5% – 5,75%. Hal tersebut tercermin dari data perangkat FedWatch milik CME Group, di mana suku bunga akan mencapai level tersebut pada Juli dengan probabilitas sebesar 44,8%. Bahkan, ada probabilitas sebesar 32% suku bunga mencapai 5,75% – 6%. Artinya ada peluang kenaikan 125 basis poin lagi dari level saat ini.

Dolar AS telah menguat saat ini, namun, kita cermati bersama data berikutnya, NFP AS karena data ini yang akan di rilis besok berpeluang utk turun dan melemahkan dolar AS. Jika demikian, maka beberapa mata uang dan Gold yang sudah anjlok akibat pernyataan Powell ini bisa saja bangkit kembali naik jika memang data NFP AS Jumat nanti benar-benar melemahkan Dolar AS.