JAVAFX – Keinginan Trump tekan harga minyak memburuk pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini dimana kondisi ini terjadi ketika ekskalasi tarif AS dengan China terus meningkat.
Sebelumnya pemerintah AS telah mengumumkan tarif baru bagi China dengan tarif 10% bagi $200 milyar produk asal China karena dianggap telah melakukan rasa yang tidak adil dalam berdagangnya. Karena masalah tarif masih terus menghantui pasar minyak dimana kondisi ini bisa membuat permintaan dari beberapa negara konsumen minyak utama dunia seperti China dan India terus berkurang karena perang tarif telah menurunkan kinerja ekonomi mereka. Turunnya kinerja ekonomi biasanya berdampak bahwa harga minyak dalam tekanan.
Dan Presiden Trump berkeluh kesah di Twitter dengan menyatakan ingin agar OPEC menaikkan jumlah produksinya dengan tujuan harga minyak bisa ditekan. Trump menyatakan bahwa keamanan Timur Tengah telah dijaganya selama ini dan dirinya berharap bahwa OPEC segera menaikkan produksinya supaya harga minyak juga segera turun.
Tingginya harga minyak selain karena pembatasan produksi minyak OPEC, kondisi sanksi minyak Iran telah membuat beberapa negara juga sedang kebingungan mencari pasokan baru. Arab Saudi dan Rusia sendiri masih belum mampu meningkatkan besaran produksinya secara cepat untuk menutup kekurangan pasokan minyak Iran. Harapannya OPEC meeting di akhir pekan ini ada kesepakatan kenaikan produksi kembali dari kartel minyak tersebut.
Data EIA yang merilis pasokan minyak AS ternyata mengalami penurunan sebesar 2,1 juta barel di pekan lalu, menjadikan pekan terendah untuk pasokan minyak sepekan AS dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Artinya bahwa sisi konsumsi masyarakat AS kemungkinan besar akan merasa kekurangan pasokan mengingat produksi mereka kalah besar dengan serapan konsumsinya sehinggq dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan barang.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,32 atau 0,45% di level $70,80 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,09 atau 0,11% di harga $78,79 per barel.
Namun kondisi perang tarif ini sungguh mengganggu pergerakan minyak. Perang dagang akan membawa konsekuensi akan turunnya pertumbuhan sebuah negara sehingga permintaan akan minyak juga dapat dipastikan mengalami penurunan. Inilah yang ditakutkan oleh pelaku pasar jika masalah perang dagang kembali memanas. Harapannya dalam waktu dekat Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin segera berunding dengan pihak China untuk menyelesaikan masalah perdagangan mereka sehingga tensi perang dagang bisa berkurang.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi