JAVAFX – Stephen Innes, dari Vanguard Markets kepada JAVAFX menyatakan kegelisahannya saat harga minyak mentah berada di harga tertinggi satu bulan saat ini dengan sejumlah sentiment fundamental. Menurutnya, rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Xi Jinping, dengan ancaman Trump sendiri sebagai plan B dan masalah Rusia dengan kelanjutan kesepakatan dengan OPEC, menimbulkan kegelisahan.
Pasar memang banyak berharap bahwa pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping disela-sela acara KTT G-20 di akhir pekan ini mampu menjadi ” jeda” dalam perang dagang mereka yang berkelanjutan. Meski demikian, ada sejumlah nada kekhawatiran yang membayangi pertemuan ini sehingga menimbulkan ketidakpastian. Pertengkaran itu sendiri telah menempatkan kesehatan pemulihan ekonomi global dalam ancaman. Tentu saja ini akan menjadi sumber gangguan bagi permintaan energi dimasa depan.
Dalam sebuah laporan di hari Kamis, Cina telah menetapkan syarat untuk negosiasi. The Wall Street Journal melaporkan bahwa Presiden Cina Xi Jinping akan menyajikan persyaratan kepada Trump yang sebagian difokuskan pada sedikit kemudahan atas masalah Huawei Technologies Co. yang kontroversial.
Tuntutan Beijing ini menimbulkan beberapa keraguan bahwa kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan. Terlebih setelah sebuah laporan dari South China Morning Post bahwa gencatan senjata AS-China sementara ini telah tercapai.
Harga minyak sendiri dewasa ini tidak lepas dari buah pengetatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sejak awal tahun ini dan akan berakhir pada akhir bulan ini. Sedianya mereka akan mengadakan pertemuan juga untuk membahas kelanjutan kerjasama ini. Namun dengan pertimbangan tertentu, salah satunya adalah menyikapi hasil pertemuan Trump dan Xi Jinping di KTT G20 pada akhir bulan ini pula, maka pertemuan diundur hingga 1-2 Juli, setelah tanggal aslinya dipindahkan dari 25-26 Juni.
OPEC dan produsen minyak sekutu, yang disebut sebagai aliansi OPEC +, “sebagian besar masih diharapkan untuk mempertahankan kebijakan sampai akhir tahun ketika mereka bertemu minggu depan,” kata Tyler Richey, co-editor Sevens Report Research. Dengan kata lain, sebagian besar mengharapkan grup untuk memperpanjang perjanjian yang dipimpin OPEC untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel yang dimulai pada awal tahun ini dan berakhir pada akhir bulan ini. Namun, dengan minggu depan “menjadi minggu liburan, para pedagang perlu waspada terhadap kejutan,” kata Richey. Hari Kemerdekaan di A.S. adalah hari Kamis, dan pasar akan ditutup.
“Secara historis, OPEC tampaknya menikmati kejutan pasar pada hari libur A.S.,” kata Richey, dengan “contoh paling menyakitkan baru-baru ini” adalah Hari Thanksgiving 2014, ketika OPEC mempertahankan target outputnya tidak berubah meskipun ada ekspektasi untuk pengurangan.
Sementara itu, Lembaga Informasi Energi AS pada hari Rabu melaporkan bahwa pasokan minyak mentah turun 12,8 juta barel untuk pekan yang berakhir 21 Juni. Itu adalah penurunan pasokan minyak mentah mingguan terbesar sejak 2016 dan terbesar kelima dalam sejarah EIA yang tercatat. Mengingatkan kembali ke tahun dekade tahun 1980-an dimana kenaikan harga minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir nampak dilebih-lebihkan, dan sekarang datang penyesuaian harga yang akan terlihat menakutkan. (WK)