Kebijakan Moneter AS Masih Akan Mendikte Harga Emas Di Tahun 2023

0
65

Emas mencatatkan penurunan secara tahunan untuk tahun kedua berturut-turut pada kinerja 2022. Kenaikan suku bunga yang dilakukan secara agresif oleh Federal Reserve telah memicu reli dolar AS yang menantang peran logam mulia sebagai tempat yang aman untuk memarkir aset.

Pertarungan The Fed melawan inflasi diperkirakan masih akan mendikte sentimen di pasar logam mulia pada tahun 2023 ini. Invasi Rusia ke Ukraina, inflasi yang melonjak, pembatasan COVID-19, dan pertumbuhan yang melambat juga membuat bauran sentiment pada perdagangan logam di tahun 2022 dan diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini pula.

Harga emas di pasar spot berakhir di $1.821,50 per ons atau turun sekitar 0,4% dari tahun lalu. Harga emas batangan sendiri hampir menyentuh level tertinggi sepanjang masa di atas $2.000 yang dibuat pada tahun 2020 karena negara-negara di seluruh dunia melakukan lockdown.

Sementara itu, penguatan Dolar AS ke puncak 20 tahun tahun ini mengikis permintaan emas batangan yang dihargakan dalam dolar, yang turun $250 sejak puncak Maret. Mengingat fakta bahwa emas adalah aset berimbal hasil nol, peran tradisional logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman dan sebagai lindung nilai terhadap inflasi sangat dirusak oleh kenaikan suku bunga besar-besaran Fed pada tahun 2022.

Para eksekutif di bank sentral AS telah memperjelas niat mereka pada inflasi, mengejutkan investor yang baru-baru ini bertaruh pada lintasan kenaikan suku bunga yang lebih lambat. Oleh sebab itu, diyakini bahwa prospek kebijakan moneter AS akan tetap menjadi pendorong utama harga emas di tahun 2023.