Kebangkitan Harga Emas Sepertinya Masih Sulit Terwujud

0
117

JAVAFX – Kebangkitan harga emas sepertinya masih sulit terwujud pada perdagangan hari ini di mana aksi beli emas masih sulit terjadinya karena data ekonomi AS masih bisa menghadangnya.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan awal pekan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $7,50 atau 0,57% di level $1313,20 per troy ounce. Dan pagi ini meski ada sedikit potensi buyback namun masih malu-malu.

Investor kalau sudah melihat data ekonomi yang berasal dari AS, biasanya meletakkan posisinya terlebih dahulu ke aset-aset berdenominasi dolar AS, sehingga emas tentu akan mengalami koreksi harga seperti semalam, padahal data penjualan eceran AS baru akan dirilis nanti malam. Situasi ini memang sering terjadi sejak Beige Book dirilis sebluan lalu di mana potensi akan naiknya suku bunga the Fed selalu menghantui harga emas.

Nanti malam memang data retail sales AS akan rilis. Data ini mewakili sekitar 2/3 aktivitas ekonomi AS khususnya di sisi pertumbuhan ekonomi atau PDBnya. Dengan tingginya wakil dari aktivitas ekonominya, data ini sering kali dijadikan investor luar AS juga sebagai penentu besar kecilnya daya beli konsumen di AS. Namun sekarang penjualan bergeser ke sisi penjualan secara online sehingga harus hati-hati mencermati besar kecilnya hasil dari data ini.

Investor melakukan posisi jual emas terlebih dahulu semalam karena khawatir data ini membaik. Jika memang nanti malam hasilnya membaik, maka dorongan terhadap kenaikan suku bunga the Fed akan semakin menguat untuk pertemuan suku bunga bulan depan. Inilah alasan utama emas bisa terkoreksi lebih dalam.

Masalah Presiden Kim Jong-un yang memerintahkan untuk membongkar fasilitas percobaan nuklir Korea Utara agar dalam pertemuannya dengan Presiden Donald Trump di Singapura bisa berjalan sukses, bisa juga pendukung korekai emas. Pembongkaran fasilitas nuklir tersebut merupakan wujud keseriusan Korea Utara untuk segera mendapatkan keringanan hukuman dari dunia terkait embargo yang dilakukan AS dan PBB beberapa bulan lalu sehingga ekonomi negara tersebut mengalami sedikit resesi.

Pola pemikiran Presiden Kim tersebut telah membuat lega Presiden Trump yang pekan lalu akan mengobarkan semangat perang lagi kepada Iran. Setidaknya friksi dengan Semenanjung Korea sudah tidak akan mengganggu stabilitas ekonomi dan politik kawasan tersebut, sehingga potensi safe haven emas juga akan tidak muncul dari kawasan tersebut.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters