Kasus Trump: Suara Warga AS Terbelah, tapi Yakin Trump Menangkan Nominasi Republik pada 2024

0
83

Dakwaan yang diajukan terhadap mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membelah suara warga AS.

Namun, dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos yang dirilis pada Kamis (6/4), responden meyakini tuntutan tersebut malah meningkatkan peluang Trump untuk memenangkan nominasi Partai Republik pada Pemilu 2024.

Polling itu sendiri dilakukan dengan melibatkan 1.004 warga dewasa AS.

Jajak pendapat dilakukan pada Rabu (5/4) dan Kamis (6/4), menyusul dakwaan terhadap Trump pada Selasa (4/4) atas 34 tuduhan melakukan kejahatan pemalsuan catatan bisnis oleh jaksa di New York City.

Survei menemukan bahwa 49 persen warga AS berpikir bahwa jaksa penuntut berhak untuk mengejar kasus pidana pertama terhadap presiden atau mantan presiden AS.

Namun, temuan tersebut menggarisbawahi perpecahan politik dalam banyak hal seputar Trump.

Sekitar 84 persen dari simpatisan Demokrat mengatakan tuduhan itu pantas, sementara hanya 16 persen simpatisan Partai Republik yang setuju akan hal tersebut.

Sekitar 40 persen simpatisan Partai Republik mengatakan kasus tersebut membuat mereka lebih cenderung memilih Trump pada 2024, sementara 12 persen mengatakan hal itu membuat mereka cenderung tidak mendukungnya, dan 38 persen lainnya mengatakan kasus tersebut tidak berdampak bagi mereka.

Trump memimpin pencalonan Partai Republik dengan selisih yang lebar, dengan 58 persen simpatisan Partai Republik mengatakan dia adalah calon pilihan mereka.

Angka Itu naik dari 48 persen dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada Senin (3/4).

Gubernur Florida Ron DeSantis, yang belum pernah ikut pencalonan dalam pemilihan presiden AS sebelumnya, berada di urutan kedua dengan angka 21persen.

Sementara kubu Demokrat dan Republik sangat terpecah terkait penuntutan kasus tersebut, survei tersebut menunjukkan keyakinan kuat bahwa Trump adalah pihak yang mengatur pembayaran kepada bintang porno Stormy Daniels dan model Karen McDougal agar mereka bungkam tentang dugaan hubungan di luar nikah mereka.

Sekitar 73 persen warga AS percaya bahwa itulah akar masalahnya, termasuk 55 persen dari Partai Republik.

Namun, 76 persen simpatisan Partai Republik berpikir beberapa penegak hukum bekerja untuk mendelegitimasi Trump melalui investigasi bermotivasi politik, dibandingkan dengan hanya 34 persen simpatisan Partai Demokrat yang berpikir demikian.

Sekitar 51 persen dari semua responden, tetapi hanya 18 persen yang mengaku sebagai simpatisan Partai Republik, mengatakan tuduhan itu harus mendiskualifikasi Trump untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden.