Kabel bawah laut yang membawa sebagian besar lalu lintas internet antarbenua, semakin menjadi pusat ketegangan geopolitik yang melibatkan China, demikian ujar para ahli.
Justin Sherman dari Cyber Statecraft Initiative pada Dewan Atlantik, lembaga kajian yang berpusat di Washington, DC, mengatakan kepada kantor berita Reuters, “Ketika kita berbicara tentang persaingan teknologi AS-China, tentang mata-mata dan pengambilan data, kabel bawah laut merupakan hal yang terlibat dalam setiap aspek ketegangan geopolitik yang meningkat itu.” Kabel tersebut adalah hotspot dalam hubungan China dengan Taiwan, pulau dengan pemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai wilayahnya – titik pertikaian lama antara AS dan China.
VOA Mandarin telah menghubungi Kedutaan Besar China di Washington dan Kementerian Luar Negeri di Beijing untuk meminta tanggapan perihal isu kabel bawah laut namun mendapat respons bahwa pemerintah China tidak memiliki komentar apapun terkait hal tersebut.
Bulan lalu, sebuah jaringan kabel yang terletak antara Taiwan dan Kepulauan Matsu terputus.
Kepulauan Matsu merupakan wilayah yang dikendalikan Taiwan, tetapi terletak di lepas pantai China.
Pemerintah Taiwan tidak menuduh pemerintah China yang memotong kabel itu dengan sengaja dan Komite Komunikasi Nasional mengatakan dua kapal memutus kabel itu secara tidak sengaja.
Kabel telah terpotong sebanyak 27 kali dalam lima tahun terakhir, menurut data dari Chungwha Telecom Taiwan yang dikutip oleh kantor berita Associated Press.
Elisabeth Braw, peneliti senior di American Enterprise Institute, berspekulasi dalam artikelnya yang terbit di Foreign Policy pada 21 Februari lalu bahwa kabel yang terputus itu mungkin menjadi salah satu target dari tindakan pengusikan yang dijalankan China terhadap Taiwan.
Berbicara kepada VOA Mandarin, Braw mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, “kapal nelayan asal China dan sejumlah kapal komersial lainnya telah merusak kabel yang menghubungkan Kepulauan Matsu dengan Taiwan sebanyak beberapa kali.
…
Dan tantangan untuk Taiwan adalah bahwa aksi tersebut bukanlah sebuah tindakan militer.
“Dan China bisa saja mengatakan, Oh, itu cuma kapal komersial, dan mereka tidak secara sengaja merusak atau memutus kabel tersebut.
Dan tampaknya tidak mungkin bagi Taiwan untuk membuktikan bahwa aksi tersebut memang disengaja.
Maka dari itu, sangat sulit untuk membalas tindakan semacam itu, dan juga sangat sulit untuk melindungi kabel itu sendiri.
Mereka tidak bisa mengirim Angkatan Lautnya untuk berdiam di atas kabel tersebut berada selama 24 jam dan memastikan bahwa tidak ada yang merusak atau memutusnya.” [ps