Pemerintah AS menjemput sekitar 19.000 anak tanpa pendamping orang tua yang melintasi perbatasan AS-Meksiko dan masuk ke wilayah Amerika pada bulan Maret, kata pihak berwenang Kamis (8/4).
Jumlah itu merupakan jumlah bulanan terbesar yang pernah tercatat dan merupakan ujian utama bagi Presiden Joe Biden sementara dia membalikkan banyak kebijakan imigrasi garis keras pendahulunya.
Berbagai faktor yang kompleks di Amerika Serikat dan Amerika Tengah mendorong peningkatan jumlah tersebut, yang bertepatan dengan keputusan pemerintahan Biden untuk membebaskan anak-anak tanpa pendamping dari pembatasan terkait pandemi.
Sebagian besar pendatang dewasa ditolak masuk tanpa diberi kesempatan untuk mengajukan permohonan suaka.
Anak-anak yang datang sendirian diserahkan kepada para “sponsor” di Amerika, biasanya orang tua atau kerabat dekat, sementara mereka diizinkan untuk melanjutkan kasus mereka di pengadilan imigrasi yang kini sudah sangat kewalahan.
Pihak berwenang menemukan 18.890 anak-anak tanpa pendamping pada bulan Maret, menurut Dinas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, jauh di atas level tertinggi sebelumnya 11.475 pada Mei 2019 dan 10.620 pada Juni 2014 yang dilaporkan oleh Patroli Perbatasan, yang mulai menerbitkan catatan jumlah pendatang anak-anak sejak 2009.
Sebelumnya, warga dewasa Meksiko adalah mayoritas orang yang melintasi perbatasan.
Jumlah pada bulan Maret itu kira-kira dua kali lipat dari 9.457 anak tanpa pendamping pada bulan Februari dan lebih dari lima kali lipat dari 3.221 pada bulan Maret 2020.
Peningkatan besar jumlah keluarga dan anak yang datang sendiri ke Amerika itu – sebagian di antaranya berusia 3 tahun – telah sangat membebani fasilitas penampungan di perbatasan, yang tidak diizinkan untuk menampung orang selama lebih dari tiga hari.
Keadaan demikian membuat pemerintah berjuang keras untuk mencari tempat dan mempekerjakan staf untuk merawat anak-anak dalam jangka waktu yang lebih lama sampai mereka dapat diserahkan ke para sponsor.