Pada KAmis dini hari nanti jam 01.00 WIB, akan di rilis data suku bunga The Fed, hasil dari kesepakatan dalam pertemuan FOMC. The Fed di perkirakan akan menaikkan suku bunganya sebesar 75 Bps dari 2.50% ke 3.25%. Walau demikian, tidak menutup juga adanya kemungkinan yang mengejutkan bila The Fed menaikkan suku bunganya sebesar 100 Bps. The Fed masih terus berencana mengejar target inflasi idealnya yaitu 2% sehingga The Fed di perkirakan masih akan menaikkan suku bunga secara agresif yang akan berdampak menguatkan terus dolar AS terhadap Gold. Saat ini inflasi tahunan AS baru turun dari 9.1% ke 8.5% dan terakhir 8.3%. Masih jauh dari target 2%. Saat rilis suku bunga The Fed dini hari nanti, Gold berpeluang koreksi naik ke area Supply yang menjadi resisten kuatnya yaitu level 1670.00-1680.00 sebelum akhirnya kembali melemah lagi.
Pola pergerakan tahun 2020-2022 bahkan ke 2023, hampir mirip dengan pola pergerakan harga Gold di tahun 2011-2013. Tahun 2011 rekor Gold tertinggi sepanjang massa di level 1920.00, sebelum akhirnya di pecahkan rekornya di tahun 2020 di level 2074.00. Penyebab Gold turun pesat tahun 2013 karena adalah rencana Siprus yang mau jual cadangan Emas negaranya, sedangkan tahun 2022 ini hingga tahun 2023 penyebab emas turun terus yang di prediksi akan menuju ke 1450-an hingga akhir tahun 2022 atau pada tahun 2023 adalah kebijakan The Fed yang akan terus naikkan suku bunga hingga target inflasi tahunan AS menjadi 2% tercapai. Kebijakan inilah yang akan terus lemahkan Gold ke 1450-an hingga akhir tahun ini atau di tahun 2023 nanti.