JAVAFX – Emas bertahan dengan kuat di atas 1700-an meskipun dalam tekanan menjelang pertemuan berkala Bank Sentral AS, FOMC berakhir. Kenaikan harga emas saat ini ditopang dengan pelemahan Dolar AS yang diyakini akan terpengaruh kuat oleh hasil FOMC tersebut.
Dalam perdagangan Selasa (09/06/2020), harga emas telah berbalik naik, mengambil kembali wilayah di atas 1700-an sementara risk appetite yang terjadi di bursa AS dan Eropa mendingin. Analis mengatakan pasar diyakini akan istirahat karena investor melihat sejumlah saham yang telah reli di bursa S&P 500 telah menghapus kerugian mereka sepanjang tahun ini dalam pekan ini. Ini memberi sinyalemen pasar akan melakukan konsolidasi.
Disisi lain, pasar obligasi bergerak beragam meski mata uang safe haven seperti CHF dan JPY mengalami kenaikan tajam. Ini menunjukkan ada keraguan tentang apa yang diharapkan dari sini. Pergerakan emas akhirnya memilih untuk menitik beratkan pada pandangan Federal Reserve yang akan dirilis. Bagi pasar, ada ekspektasi dolar bisa lebih lemah terkait dengan tren dovish dari kebijakan bank sentral AS tersebut.
Dolar AS sendiri bergerak sangat beragam terhadap mata uang G10. Sejauh ini, turun tajam terhadap mata uang safe havens tetapi membukukan kenaikan yang cukup besar terhadap mata uang komoditas.
Sementara itu, meningkatnya optimisme seputar pembukaan kembali ekonomi AS telah membantu mendorong Nasdaq ke posisi tinggi baru, lagi-lagi bahkan ketika momentum kenaikan dalam indeks saham patokan lainnya menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Emas tetap berusaha menawar sentiment bearish ini dengan melakukan tandukan keatas.
Jatuhnya harga emas beberapa waktu terakhir, menempatkan awan keraguan atas keberlanjutan reli harga logam mulia. Memang sulit untuk membenarkan untuk melakukan pembelian batu yang mengkilap ketika indeks saham global melonjak dengan kecepatan yang mencapai rekor. Mempertimbangkan ini, risk appetite di pasar telah menjadi pendorong likuidasi besar-besaran dalam seminggu terakhir.
Pun demikian, aksi jual ini sebagai tanggapan terhadap risiko secara tidak tepat telah mendiskontokan implikasi makro. Patut dipertimbangkan bahwa The Fed akan cenderung mempertahankan kebijakannya yang mudah untuk masa mendatang, dan bahkan dapat menggunakan lebih banyak alat (seperti kontrol kurva hasil) untuk mendukung hasil di tengah penerbitan Treasury yang akan datang dan besar-besaran. Dalam konteks ini, kurs riil pada akhirnya akan lebih ditekan – dan, pendorong makro seperti inilah yang akan menjadi pendorong utama akumulasi emas selama beberapa bulan terakhir dan kedepannya.
Dalam jangka panjang, ada harapan masuknya lebih banyak modal untuk mencari perlindungan di asset emas. Para pengikut tren sistematis ini akan mempertahankan bias “beli” dalam emas, dengan tingkat rintangan yang meningkat untuk melikuidasi.
Kembali pada pertemuan FOMC di bulan Juni ini, setelah sukses besar mendukung sentimen sejauh ini, The Fed diyakini akan mempertahankan suku bunga. Para pelaku pasar selanjutnya akan mencerna paparan Jerome Powell dalam konferensi pers pasca-pertemuan. (WK)