Jelang rilis FOMC Kamis dini hari nanti di mana suku bunga The Fed di prediksi akan tetap di bawah kisaran 1.75%, Dolar index terlihat naik terus karena banyaknya mata uang yang melemah akibat virus Corona yang mewabah dari Cina dan menyebar ke beberapa wilayah Cina dan negara lainnya. Viris ini telah menewaskan puluhan orang di Cina. Dolar index terus menguat hingga level 97.94 hari ini. Hal ini di karenakan melemahnya Yuan yang akhirnya berimbas juga kepada pelemahan Aussie dan dolar New Zealand yang ekonominya memiliki kaitan erat dengan ekonomi Cina.
Menguatnya dolar Index karena virus Corona ini juga bersamaan dengan menguatnya Safe Havens lainnya yaitu Yen Jepang dan Emas. USDJPY anjlok dan di buka gap down pada hari ini dari penutupan jumat lalu di level 109.28 ke pembukaan hari ini di level 108.95 serta Emas di buka gap up pada hari ini dari penutupan jumat lalu di level 1571.57 ke pembukaan hari ini di level 1581.14.
Otoritas kesehatan terus bertempur melawan penyebaran virus yang telah menjangkiti lebih dari 2700 orang dan menewaskan 80 orang di Cina sampai hari Minggu lalu. Namun, jumlah kasus virus Corona semakin bertambah di dalam negeri maupun mancanegara. Termasuk diantaranya Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Nepal.
Di pasar keuangan, kekhawatiran investor terutama bersumber dari kemungkinan akan lumpuhnya sektor pariwisata dan belanja konsumen apabila wabah tak segera ditanggulangi. Investasi bisnis berpotensi terpukul pula, karena investor akan cenderung menghindari penanaman modal di kawasan terdampak. Harga sejumlah komoditi utama yang bergantung pada permintaan Cina juga merosot, termasuk tembaga dan minyak mentah.
Selain virus Corona ini, investor akan kembali menantikan kebijakan suku bunga Amerika dan kebijakan moneter yang akan di rilis pada Kamis dini hari nanti, 30 Juni 2020 jam 02.00 wib.