JAVAFX – Permintaan emas secara fisik, khususnya dalam bentuk perhiasan mengalami kenaikan di Asia. Dorongan didapatkan pada minggu ini karena konsumen memanfaatkan penurunan harga emas murah, jarak premium diantara harga emas India dan China mengalami rebound ke posisi tertinggi dalam beberapa bulan ini.
Permintaan ritel India meningkat karena koreksi harga. Toko perhiasan juga melakukan pembelian untuk musim festival mendatang. Dealer di India mengenakan premi hingga $5 per ounce, tertinggi dalam lima bulan, di atas harga domestik resmi — termasuk impor 10,75% dan retribusi penjualan 3% — dibandingkan dengan premi $1 minggu lalu.
Pada hari Jumat, harga emas di bursa berjangka India diperdagangkan sekitar 46.500 rupee per 10 gram, setelah jatuh ke level terendah empat bulan di 45.662 rupee awal pekan ini.
“Perhiasan beroperasi dengan stok lebih rendah dari biasanya. Pembelian mereka bisa melonjak jika kasus COVID-19 baru terus turun dalam beberapa minggu mendatang,” kata dealer bank pengimpor emas yang berbasis di Mumbai.
Di Cina, premi harga emas naik ke level tertinggi sejak awal Juni di $5-$10 per ounce di atas harga emas spot patokan global dari kisaran $1-$4 minggu lalu.
“Permintaan emas di China sedikit lebih baik ketika harga turun; orang-orang bergegas membeli emas. Tapi sekarang, agak sepi,” kata Ronald Leung, kepala dealer untuk Dealer Emas Lee Cheong di Hong Kong.
Premi $0,80-$1,80 dibebankan di Hong Kong dengan kenaikan permintaan yang dipimpin oleh pemburu barang murah, sementara premi $1,20-$1,50 dikutip di Singapura.
“Kami melihat peningkatan lebih dari 60% dalam permintaan dibandingkan minggu lalu untuk emas dan perak. Banyak pedagang grosir dan perhiasan juga membeli selama periode ini,” kata Brian Lan, direktur pelaksana di dealer GoldSilver Central.
Di Jepang, emas dijual setara dengan harga global, dimana ada sejumlah permintaan dari pelanggan investasi dan ritel, kata seorang pedagang yang berbasis di Tokyo.
