Jalur Penguatan Yen Tidak Berubah

0
141

JAVAFX – Jalur penguatan yen tidak berubah hingga perdagangan pasar uang sesi Asia kali ini mengikuti penguatan sebelumnya pasca pernyataan Yellen yang menampakkan keraguan akan kenaikan suku bunga the Fed.

Sebetulnya penguatan yen dan mata uang utama Asia lainnya mengikuti perdagangan kemarin yang mana greenback tertekan tajam setelah skandal Trump Jr muncul ke permukaan pasar uang.

USDJPY untuk sementara berada di level 112,92, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7692, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7777.

Pernyataan Yellen semalam dianggap pasar bernada dovish didepan komite jasa keuangan Kongres AS. Memang Yellen menyatakan bahwa suku bunga the Fed tetap akan naik di tahun ini dan tahun depan. Namun peningkatan tersebut akan bersifat pelan-pelan terjadwal dan tidak bersifat atraktif, dimana Yellen menyesuaikan kenaikan suku bunganya dengan melihat kondisi perkembangan ekonomi AS khususnya inflasi AS yang terus merendah.

Penguatan yen dan teman-teman yang lain didukung oleh hasil Beige Book dini hari tadi. Dalam laporannya kali ini, Beige Book menyimpulkan bahwa situasi ekonomi kali ini sedang berekspansi, namun tidaak sekencang periode sebelumnya, sehingga pasar menganggap bahwa FOMC meeting 2 minggu mendatang dapat dipastikan suku bunga the Fed tidak akan naik lagi.

Situasi safe haven yen yang nampak hingga hari memang tidak terlalu besar karena ancaman dari dalam negeri Jepang sejak Jumat akhir pekan lalu masih terus melekat dimana Bank of Japan tetap akan melakukan pembelian kembali atau buyback aset-asetnya khususnya surat hutangnya sehingga kala itu yen mengalami pelemahan terbesar sejak 12 Mei lalu.

Tujuan BoJ melakukan pembelian JGB atau Japanese Government Bond adalah meningkatkan imbal hasil obligasinya agar lebih menarik pasar atau investor. BoJ menawarkan ke pasar untuk membeli JGB 10-tahun dengan yield atau imbal hasil sebesar 0,110% dan juga meningkatkan pembelian JGB 5-tahun dan JGB 10-tahun melalui proses lelang dari ¥450 milyar menjadi ¥500 milyar.

Hal ini juga ditekankan lebih dalam oleh Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda awal pekan lalu dimana langkah bank sentral untuk tetap memberikan paket stimulus tersebut sengaja dilakukan agar inflasi di Jepang segera meninggi dan pertumbuhan industri dalam negeri Jepang dapat mengamankan kondisi ekonomi Jepang yang tetap hangat alias aman terkendali.

Hal ini diungkapkan Kuroda setelah melihat beberapa fundamental ekonomi Jepang mengalami saat-saat yang tidak mendukung terhadap arah kenaikan inflasi 2% sesuai anjuran Abenomics.

Perbaikan yen selain karena munculnya skandal Trump Jr juga dibantu oleh membaiknya surplus neraca perdagangan China, sehingga tekanan terhadap dolar AS makin nyata adanya jelang Yellen berbicara di hari keduanya.

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: The Telegraph