JAVAFX – Analisa fundamental di hari Jumat(16/3/2018), tekanan ke harga emas sepertinya bisa berlanjut pada perdagangan hari ini dengan harapan ada pengaruh data-data ekonomi AS nanti malam dan membawa angin segar terhadap pelemahan emas lebih lanjut dengan rencana proteksi barang dari China oleh Trump.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $7,80 atau 0,59% di level $1317,80 per troy ounce.
Sebelumnya nilai dolar AS mulai membaik sejak kemarin, namun karena laporan pasar tenaga kerja AS yang berupa data klaim pengangguran terus membaik, sehingga dapat dipastikan bahwa tambahan tenaga kerja AS bisa lebih baik di periode kali ini. Data ini juga mendukung bahwa pekan depan suku bunga the Fed bisa naik untuk pertama kalinya di tahun ini dan investor juga masih akan menantikan berapa kali lagi bank sentral AS tersebut akan menaikkan suku bunganya di tahun ini.
Lelang obligasi AS tadi malam yang tengah mengalami over-subscribe atau kelebihan permintaan telah membuat dolar AS bersinar. Sedangkan, penguatan dolar AS sendiri juga didukung oleh pernyataan Swiss National Bank yang tidak merubah kebijakan moneternya sebelum ECB merubah suku bunganya, sehingga investor melihat situasi ini masih akan berkembang sepanjang tidak ada perubahan kebijakan moneter di luar AS.
Beberapa kebijakan fiskal Trump juga terlihat telah memberikan kekuatan pada ekonomi AS yang lebih ekspansif di beberapa tahun ke depan. Apalagi secara data ekonomi AS sendiri memang lebih kokoh daripada data ekonomi negara lain dan ini juga memungkinkan bagi emas untuk tidak bergerak positif secara besar.
Para investor sudah mulai paham dengan kebijakan fiskal Trump yang memang ingin mengurangi defisit keuangannya khususnya defisit dengan China yang dianggap Trump ingin menguasai AS dari sektor ekonomi. Ketegangan ini mungkin akan berlangsung secara tahunan, sehingga harap dipahami bahwa situasi di bawah pemerintahan Trump akan membawa dampak bahwa dolar AS sendiri tidak akan menguat tajam dan tidak akan membawa dampak kenaikan emas yang besar pula.
Faktor data yaitu data perumahan AS kali ini kemungkinan besar akan membaik, demikian pula sisi sentimen Michigan juga kemungkinan besar akan membaik pula, sehingga kesempatan dolar AS untuk menekan mata uang utama dunia dan emas juga akan tampak.
Sisi beberapa skandal seperti skandal tanah di Jepang dan retaknya hubungan Inggris dengan Rusia, sepertinya masih menjadi buah yang manis bagi dolar AS dan menjaga agar emas juga tidak menguat.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters