Jadi PM Inggris, Sunak hadapi sejumlah persoalan besar

0
79

Rishi Sunak akan menghadapi sejumlah tantangan besar ketika dia menjadi Perdana Menteri Inggris pada Selasa.

Selain krisis ekonomi yang memburuk, dia juga harus menghadapi pertikaian partai politik dan negara yang terpecah belah.

Mantan menteri keuangan berusia 42 tahun itu menjadi PM Inggris ketiga dalam waktu kurang dari dua bulan, menyusul pertikaian dan perseteruan di parlemen yang membuat investor dan sekutu Inggris khawatir.

Bekas pemimpin perusahaan investasi dan salah satu politikus terkaya di parlemen itu kini menghadapi pemangkasan anggaran untuk menambal lubang keuangan publik sebesar 40 miliar poundsterling (Rp708,1 triliun) ketika popularitas partainya menurun.

Dia memperingatkan rekan-rekannya di Partai Konservatif pada Senin bahwa mereka akan menghadapi “krisis eksistensi” jika tidak membantu negara itu mengatasi “tantangan ekonomi yang amat besar”.

“Kita kini perlu stabilitas dan persatuan, dan saya akan menjadikan itu prioritas utama untuk membawa partai kita dan negara ini bersama-sama,” katanya.

Sunak, PM Inggris termuda dalam lebih dari 200 tahun, akan menggantikan Liz Truss yang mundur setelah menjabat selama 44 hari, menyusul “anggaran mini” yang menyulut kekacauan di pasar keuangan.

Dengan tingginya suku bunga pinjaman dan ekonomi yang diprediksi terus memburuk, dia perlu meninjau ulang semua anggaran belanja, termasuk di sektor-sektor yang sensitif secara politik seperti kesehatan, pendidikan, pertahanan, kesejahteraan dan dana pensiun.Tumpukan Masalah Tugas pertamanya setelah diangkat oleh Raja Charles di Istana Buckingham adalah memilih menteri-menteri senior di kabinet.

Sejumlah anggota parlemen Konservatif berharap kabinet itu akan melibatkan politisi dari semua kubu di partai tersebut.

Dia diperkirakan akan mempertahankan Jeremy Hunt sebagai menteri keuangan setelah bekas menteri luar negeri dan menteri kesehatan itu membantu meredam pasar obligasi yang bergejolak dengan menghentikan sebagian besar program ekonomi Truss.

Para investor juga ingin mengetahui apakah Sunak akan tetap berencana mengumumkan anggaran baru beserta prediksi utang dan pertumbuhan ekonomi pada 31 Oktober.

Anggaran baru diperlukan oleh bank sentral untuk mengambil langkah selanjutnya terkait suku bunga pada 3 November.

Sunak, analis Goldman Sachs yang baru masuk parlemen pada 2015, juga akan membutuhkan soliditas di partainya, mengingat para pemilih semakin marah dengan perilaku anggota parlemen di tengah resesi ekonomi yang memicu kenaikan harga energi dan pangan.

Sunak dipersalahkan oleh banyak rekan di partainya ketika dia mundur sebagai menteri keuangan pada musim panas.

Pengunduran dirinya lalu memicu pemberontakan di kalangan kabinet yang akhirnya menumbangkan pemimpin saat itu, Boris Johnson.

Banyak kalangan mengungkapkan kelegaannya pada Senin bahwa Partai Konservatif telah memilih pemimpin baru dengan cepat.

Namun, sikap tidak percaya masih ditunjukkan oleh sebagian orang ketika yang lainnya mempertanyakan apakah masyarakat yang kini sedang kesulitan akan “terhubung” dengan seorang jutawan seperti Sunak.

“Saya pikir keputusan ini menenggelamkan kita sebagai partai pada pemilu berikutnya,” kata seorang anggota parlemen Konservatif kepada Reuters, yang berbicara secara anonim.

Sejarawan dan penulis biografi politik Anthony Seldon mengatakan bahwa Sunak mewarisi masalah ekonomi dan politik paling besar dibandingkan PM Inggris lain sejak Perang Dunia Kedua.

Dia akan dihambat oleh kesalahan-kesalahan yang dibuat para pendahulunya, kata Seldon.

“Tak ada kelonggaran bagi dirinya untuk menjadi apa pun selain bersikap sangat konservatif dan berhati-hati,” katanya.

Setelah politisi dan pejabat negara-negara lain mengkhawatirkan pertikaian di Inggris sebagai negara yang pernah dipandang sebagai pilar stabilitas ekonomi dan politik, penunjukan Sunak dipandang sebagai sebuah langkah awal.

Penunjukannya juga menandai sejarah sebagai penganut Hindu keturunan India pertama yang menjadi PM Inggris.

Presiden AS Joe Biden menggambarkan penunjukan Sunak sebagai “terobosan”, sementara para pemimpin di India dan negara lain menyambut baik keputusan itu.

Miliarder NR Narayana Murthy, mertua Sunak, mengatakan menantunya akan melakukan yang terbaik bagi rakyat Inggris.

“Kami bangga padanya dan mendoakan kesuksesannya,” kata pendiri perusahaan raksasa perangkat lunak Infosys itu dalam pernyataannya.