Isyarat Pelemahan Permintaan Bahan Bakar Global, Turunkan Harga Minyak

0
100

Harga minyak mentah Amerika serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman bulan Mei pada perdagangan di hari Senin (17/04/2023) ditutup turun sebesar $1,69 atau (-2,05%). Sentimen negatif bersumber dari penguatan Dolar AS selain adanya tanda-tanda melemahnya permintaan bahan bakar global menandakan perlambatan ekonomi yang bearish untuk harga minyak mentah.

Pasar menangkap sinyal terjadinya pelemahan permintaan diesel secara global. Hal ini menandakan terjadinya perlambatan ekonomi yang juga menjadi sentimen bearish untuk harga minyak mentah.

Berdasarkan data dari Kementerian Transportasi China, dilaporkan bahwa jumlah truk yang beroperasi di jalan raya China turun -8% berat/berat dalam pekan yang berakhir pada 9 April. Selain itu, permintaan solar AS berada di jalur kontraksi -2% tahun ini, menurut S&P Global, yang akan menjadi penurunan terbesar dalam permintaan diesel AS dalam 7 tahun, tidak termasuk tahun pandemi 2020.

Pelemahan dalam spread crack minyak mentah adalah turut menjadi sentimen bearish untuk harga minyak. Crack spread di hari Senin turun ke level terendah 1-1/2 minggu, membuat penyuling enggan membeli minyak mentah untuk disuling menjadi bensin dan sulingan.

Sementara sentimen bullish bersumber dari laporan Vortexa bahwa jumlah minyak mentah yang disimpan di kapal tanker yang telah diam setidaknya selama seminggu turun -17% w/w menjadi 95,6 juta bbl dalam pekan yang berakhir 14 April.

Pasar juga mendapatkan pijakan harga dari penguatan permintaan minyak mentah China. Pihak Bea Cukai China melaporkan Kamis lalu bahwa impor minyak mentah Mar China naik +16% m/m menjadi 52,31 MMT (12,37 juta barel per hari), level tertinggi sejak Juni 2020. Impor minyak mentah China tahun ini naik +6,7% y /tahun pada 136.369 MMT.

Penghentian ekspor minyak mentah Irak yang sedang berlangsung dari pelabuhan Ceyhan Turki memperketat pasokan minyak global dan mendorong kenaikan harga minyak mentah. Pemerintah Turki mengatakan ingin merundingkan penyelesaian $1,5 miliar yang telah diperintahkan untuk dibayar sebelum mengizinkan ekspor minyak mentah Irak dilanjutkan melalui jalur pipanya.

Ekspor minyak 400.000 barel per hari dari pelabuhan tersebut telah dihentikan sejak 25 Maret setelah Irak memenangkan kasus arbitrase dari Kamar Dagang Internasional yang mengatakan Turki melanggar perjanjian transit pipa tahun 1973 dengan mengizinkan minyak mentah dari wilayah Kurdi untuk diekspor tanpa persetujuan pemerintah Irak.

Harga minyak mentah melonjak pada 3 April setelah OPEC+ mengumumkan pemotongan produksi minyak yang mengejutkan lebih dari 1 juta barel per hari mulai 1 Mei. Arab Saudi mengatakan pemotongan itu adalah “tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak.” Produksi minyak mentah OPEC Mar turun -80.000 bph menjadi 29,16 juta bph.

Laporan EIA Rabu lalu menunjukkan bahwa (1) persediaan minyak mentah AS pada 7 April +2,8% di atas rata-rata musiman 5 tahun, (2) persediaan bensin -6,9% di bawah rata-rata musiman 5 tahun, dan (3) persediaan distilat adalah -11,6% di bawah rata-rata musiman 5 tahun. Produksi minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 7 April naik +0,8% w/w menjadi 12,3 juta bph, hanya 0,8 juta bph (-6,1%) di bawah rekor tertinggi Februari 2020 sebesar 13,1 juta bph.

Baker Hughes melaporkan Jumat lalu bahwa rig minyak AS yang aktif dalam pekan yang berakhir 14 April turun -2 rig ke level terendah hampir 10 bulan dari 588 rig, cukup di bawah tertinggi 2-1/2 tahun dari 627 rig yang diposting pada 2 Desember. Rig minyak aktif AS meningkat lebih dari tiga kali lipat dari level terendah 17 tahun sebanyak 172 rig yang terlihat pada Agustus 2020, menandakan peningkatan kapasitas produksi minyak mentah AS.