JAVAFX – Jika tawaran Presiden Donald Trump untuk bernegosiasi dengan Kim Jong Un Korea Utara sedang dalam proses, dimana ada tiga pertemuan sampai saat ini namun tidak ada terobosan, berbalik dengan usulnya untuk menghadapi waktu dengan pemimpin Iran tampaknya mati pada saat kedatangan.
Para pejabat Iran mengesampingkan pembicaraan Trump dengan Presiden Hassan Rouhani, yang memilih menolak sesi foto dan mengatakan AS harus mencabut sanksi terlebih dahulu.
Sikap Rouhani yang demikian ini tidak lepas dari lanskap politik domestik yang berbeda dengan Kim. Ia lebih responsif terhadap tekanan publik menjelang pemilihan parlemen pada bulan Februari. Rakyat Iran menderita ekonomi yang berderit di bawah hukuman AS diperkenalkan kembali setelah Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional, dan para politisi di Teheran terbagi atas apakah akan terlibat dengan Washington.
Disisi lain, ada bahaya juga bagi Trump, dari membuat marah sekutu anti-Iran di Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Israel – di mana Benjamin Netanyahu menghadapi pemilihan ulang yang sulit bulan depan – hingga Partai Republik yang memandang Teheran sebagai musuh bebuyutan AS.
Hal itu bukan untuk mengatakan tidak ada tekanan pada Iran untuk menemukan jalan menyelamatkan diri dari jurang. Untuk saat ini, Iran bergabung dengan terobosan diplomatik jangka pendek lainnya untuk muncul dari KTT Kelompok Tujuh, dari kesepakatan perdagangan dengan China yang sekarang tampak sejauh mungkin untuk membantu Amazon yang ditolak oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro. (WK)
