Iran dan Amerika Serikat, Selasa (28/6), siap memulai pembicaraan tidak langsung di Qatar yang bertujuan menemukan cara untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Teheran yang compang-camping dengan negara-negara besar dunia.
Tehran Times, surat kabar pemerintah, menampilkan foto negosiator nuklir terkemuka Iran, Ali Bagheri Kani, di lobi sebuah hotel dengan Duta Besar Iran untuk Qatar Hamidreza Dehghani.
Surat kabar itu mengatakan Bagheri Kani berada di Doha, ibu kota Qatar, untuk memulai kembali pembicaraan itu.
Rob Malley, perwakilan khusus AS untuk Iran, tiba di Qatar pada Senin malam (27/6) menjelang pembicaraan itu.
Kedutaan Besar AS di Qatar mengatakan Malley bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani untuk membahas “upaya diplomatik bersama untuk mengatasi masalah dengan Iran, tetapi menolak untuk segera memberikan rincian lain tentang perjalanannya tersebut.
Iran dan negara-negara besar dunia pada 2015 menyetujui kesepakatan nuklir, yang membuat Teheran secara drastis membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.
Pada tahun 2018, Presiden Donald Trump secara sepihak menarik mundur Amerika dari perjanjian itu sehingga meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang lebih luas dan memicu serangkaian serangan dan insiden.
Pembicaraan di Wina tentang menghidupkan kembali kesepakatan itu mengalami “jeda sejak Maret.
Sejak kesepakatan itu gagal, Iran telah mengoperasikan kembali sentrifugal-sentrifugal canggihnya dan meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya dengan cepat.