JAVAFX – Pekan ini akan menjadi minggu yang besar untuk pasar energi, dimana terjadi pertemuan OPEC+ pada hari Kamis (01/07/2021) yang dapat menentukan apakah harga minyak bisa terus reli atau sebaliknya mendingin dan melakukan koreksi. Reaksi pasar akan tergantung pada besar kecilnya setiap peningkatan produksi.
Secara garis besar, sulit untuk membayangkan sebesar apapun keuntungan dari sini, karena saat ini arus pasokan telah kembali online dan disisi lain permintaan kembali terpukul oleh varian Covid Delta yang mengamuk.
Kartel minyak terbesar di dunia telah memainkan kartunya dengan sangat hati-hati tahun ini. Mereka meningkatkan produksi dengan sangat lambat meskipun permintaan telah pulih dengan baik. Tak heran bila harga minyak mentah telah melambung kembali ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Dalam pertemuan tersebut, grup ini diperkirakan akan mengumumkan kenaikan produksi lagi sekitar 500 ribu barel per hari, mulai Agustus. Itu mungkin terdengar seperti banyak, tetapi masih akan meninggalkan pasar minyak dalam defisit pasokan besar-besaran menurut perhitungan OPEC sendiri. Ini berarti permintaan akan terus melebihi pasokan.
Reaksi pasar akan tergantung pada ukuran sebenarnya dari kenaikan ini. Jika sudah di sekitar 500 ribu bph yang telah bocor, harga minyak bahkan bisa naik sedikit karena kekhawatiran akan kenaikan yang lebih besar memudar. Jika mendekati 1 juta barel, maka harga bisa turun beberapa dolar, tetapi tidak secara dramatis.
Sejauh hingga hari ini, harga minyak telah mengalami tahun yang fantastis, ada beberapa risiko di cakrawala. Di sisi penawaran, ada “kuda hitam” yaitu Iran. Mereka ini masih dalam negosiasi dengan Amerika Serikat tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir di antara mereka. Sebagai gantinya, Washington akan melonggarkan sanksi ekonominya yang telah melumpuhkan ekspor minyak Iran, yang mengakibatkan banjir pasokan yang hilang kembali online.
Negosiasi tersebut telah terhenti akhir-akhir ini setelah pemilihan presiden baru di Iran yang berada di bawah sanksi AS, tetapi mereka belum runtuh. Para diplomat tetap berharap bahwa kesepakatan dapat dicapai pada akhir musim panas, jadi ini adalah risiko penurunan yang cukup besar untuk harga minyak.
Di sisi permintaan, masalahnya adalah varian baru Covid Delta, yang menyebar seperti api. Ini telah mengakibatkan penguncian baru di Australia dan Asia, di mana vaksinasi lambat. Bahkan negara-negara seperti Portugal yang telah memvaksinasi sebagian besar populasi mereka terpaksa menghentikan proses pembukaan kembali mereka, mengancam pemulihan permintaan minyak.
Umumnya memang semakin sulit untuk membayangkan kenaikan besar harga minyak dari sini. Pasar masih kekurangan pasokan, tetapi lebih banyak minyak sedang dalam perjalanan. Bukan hanya OPEC atau Iran. Dengan harga yang meningkat secara dramatis, produsen serpih Amerika akan segera membawa lebih banyak barel-barel online.
Ini mungkin terjadi karena permintaan mendapat pukulan dari varian Delta. Oleh karena itu, kita mungkin memiliki situasi di mana pasokan naik sementara permintaan tetap tidak berubah atau bahkan sedikit menurun. Itu akan menjadi berita buruk untuk harga minyak dalam beberapa waktu kedepan ini.
Apakah itu mengarah pada pembalikan tren? Mungkin tidak. Koreksi mendalam tampaknya lebih realistis daripada pembalikan langsung, karena lingkungan makroekonomi yang lebih luas tetap menguntungkan.
Secara teknis, turunnya harga minyak mentah AS, WTI bisa menghadapi level support langsung di dekat zona 71,95, di mana penembusan sisi bawah akan mengubah fokus menuju 69,80.
Sebaliknya pada sisi atas, para pembeli harus mengatasi harga tertinggi baru-baru ini di 74,45, sebelum berbalik menuju 75,25. Tetapi ujian komitmen kenaikan sebenarnya adalah di wilayah 76,90. Ini adalah puncaknya pada tahun 2018 dan terendah pada tahun 2012, jadi ini telah menjadi benteng yang nyata di masa lalu.