Saat ini pasar global mengalami kekhawatiran akan adanya resesi di Amerika seperti tahun 2008, yang sebelumnya di dahului dengan adanya Inverted Yield pada bulan Juni 2007 di mana saat itu yield obligasi AS dengan tenor dua tahun lebih tinggi daripada yield obligasi AS dengan tenor 10 tahun. Minggu ini, Inverted Yield tersebut kembali terjadi dan para pelaku pasar mengalami kekhawatiran bahwa resesi di tahun 2008 akan kembali terjadi. Selain ada dalam siklus 10 tahun, di tahun 2019 pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan. IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan global di tahun 2019 ini dari perkiraan 3.3% menjadi 3.2% dan di tahun 2020 dari perkiraan 3.6% menjadi 3.5%.
Ancaman resesi memang terlihat semakin meningkat di seluruh dunia yang terlihat di kuartal kedua ini dari laporan badan statistic sejumlah negara yang mencatatkan pertumbuhan nol persen bahkan pertumbuhan negatif. Hal ini terjadi terutama karena masih adanya ancaman perang dagang AS dan Cina yang dapat meluas menjadi perang mata uang, ketidakpastian Brexit di tengah adanya kekhawatiran No-Deal Brexit, ketidakpastian pemangkasan suku bunga The Fed, perubahan politik Argentina yang dapat mempengaruhi perekonomian negara-negara berkembang dan juga situasi demo Hong Kong yang belum kunjung selesai di mana Hong Kong merupakan salah satu pusat perekonomian dunia.
Selain Amerika yang terancam resesi, maka beberapa negara lain yang terancam resesi adalah :
- Jerman :
PDB Jerman jatuh di kuartal kedua 2019 ini dari 0.4% ke 0,1% dan hal ini menjadi pertanda berakhirnya era keemasan ekonomi Jerman.
- Inggris
Akibat Brexit, ekonomi Inggris menyusut 0.2% pada kuartal kedua dari 0.5% pada kuartal pertama 2019. Ancaman No-Deal Brexit pada akhir akhir Oktober nanti menjadi ancaman terhadap perekonomian, persatuan dan politik Inggris yang dapat memicu Inggris memasuki resesi.
- Italia
Italia mengalam pertumbuhan ekonomi yang flat. Ekonomi Italia di perkirakan stagnan akibat produktivitas yang lemah akibat di picu pengangguran yang tinggi, utang yang besar dan kekacauan politik.
- Brasil
Indeks aktivitas ekonomi IBC-Br Bank Sentral mencatat penurunan 0.13%pada kuartal kedua.PDB juga turun 0.68% pada kuartal pertama (kuartal kedua di rilis pada 29 Agustus. Jika data PDB di rilis semakin turun maka Brasil ada di ambang resesi.
- Meksiko
Investasi yang melemah dan penurunan di sektor jasa membuat ekonomi Meksiko semakin melemah.
- Singapura
Diprediksi masuki resesi di kuartal ketiga tahun 2019 akibat meningkatnya perang dagang AS dan Cina. PDB Singapura tertekan di kuartal kedua ini dari 3.8% menjadi 3.3%.
- Hongkong
Ekonomi Hong Kong tergangdu Demo Hong Kong yang terjadi selama dua bulan ini. Penerbangan sempat terhambat, kunjungan turis turun hingga 31% dan penginapan hotel turun 50% serta 28 negara telah mengeluarkan “Travel Warning”.