Perdana Menteri Inggris dengan tegas memperingatkan kepada Uni Eropa bahwa Inggris tetap pada rencananya keluar dengan atau tanpa kesepakatan tanggal 31 Oktober 2019 ini. Sekalipun Parlemen Inggris pada bulan lalu telah mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan perdana menteri menunda Brexit jika proposal belum di setujui Uni Eropa, Boris Johnson menegaskan bahwa bola di tangan Uni Eropa apakah akan menyetujui proposal Brexit yang ia tawarkan atau tidak. Jika tidak di setujui, Johnson mengatakan bahwa Inggris tetap akan keluar dari Uni Eropa akhir Oktober nanti walau tanpa kesepakatan.
Sekretaris Brexit Stephen Barclay mengatakan kepada BBC bahwa proposal yang di tawarkan kepada Uni eropa sudah lengkap dengan kompromi dari pihak Inggris. Barclay menambahkan pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan mengadakan pemungutan suara parlemen menjelang KTT Uni Eropa untuk menunjukkan kepada Uni Eropa bahwa rencana itu mendapat dukungan parlemen Inggris.
Jika Inggris belum membuat kesepakatan dengan Uni Eropa maka ketidakpastian Brexit ini akan terus mendorong Inggris ke jurang resesi. Ekonomi Inggris menurun dari 1.8% pada kuartal pertama menjadi 1.2% pada kuartal kedua dan pada kuartal ketiga tetap 1.2% alias tidak mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tetap karena penurunan di sektor konstruksi dan manufaktur.Sementara sektor jasa yang menyumbang banyak aktivitas ekonomi tetap tumbuh, namun mengalami perlambatan.
Akibat situasi ini, GBPUSD terlihat turun dari level 1.2332 ke level 1.2285 dekat support satu. Pergerakan masih ada dalam area segitiga (triangle) di level 1.2285-1.2325. Jika akhirnya GBPUSD melemah dan menembus level 1.2265-1.2275, maka GBPUSD akan terus melemah menuju support satu di level 1.2241.