Dolar melemah pada hari Kamis setelah data menunjukkan angka inflasi (CPI) secara tak terduga turun pada bulan Juni. Tingkat inflasi tahunan di AS turun selama tiga bulan berturut-turut menjadi 3% pada Juni 2024, terendah sejak Juni 2023, dibandingkan 3,3% pada bulan Mei dan di bawah perkiraan sebesar 3,1%.
Indeks dolar berada dalam tekanan jual, sempat jatuh kelevel 103.70 dari 104.630 sebelum data CPI dirilis. Dolar dalam tekanan karena menurunnya inflasi AS dan pengumuman bank sentral terbaru memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September.
Pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan lebih dari 90% penurunan suku bunga Fed pada bulan September, naik secara signifikan dari sekitar 70% pada awal minggu ini, dengan penurunan kedua terlihat sebelum akhir tahun. Investor sekarang menantikan data inflasi produsen (PPI) AS pada hari Jumat untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai tren harga.
Secara eksternal, dolar mendapat tekanan dari penguatan yen di tengah dugaan intervensi otoritas Jepang. kenaikan tajam yen Jepang memicu spekulasi kemungkinan intervensi terhadap mata uang tersebut. Yen sempat naik lebih dari 2%, setelah jatuh ke level terendah dalam 38 tahun terhadap greenback pada minggu lalu.
Stasiun televisi lokal Jepang Asahi, mengutip sumber-sumber pemerintah, mengatakan para pejabat melakukan intervensi. Kantor berita dalam negeri Jiji mengutip pernyataan diplomat mata uang terkemuka Masato Kanda yang mengatakan dia tidak bisa berkomentar mengenai apakah ada intervensi atau tidak, namun pergerakan yen baru-baru ini “tidak sejalan dengan fundamental.”