Inflasi Tahunan AS Melandai, Emas Kembali Meroket

0
109

Tingkat inflasi tahunan di AS melambat menjadi 3,2% pada Oktober 2023 dari 3,7% pada bulan September dan Agustus, dan di bawah perkiraan pasar sebesar 3,3%. Biaya energi turun 4,5% (vs -0,5% di bulan September), dengan bensin turun 5,3%, layanan gas utilitas (pipa) turun 15,8% dan bahan bakar minyak turun 21,4%.

Laporan tersebut kemungkinan akan meredakan kekhawatiran Federal Reserve akan kembali menaikkan suku bunga, kekhawatiran yang meningkat minggu lalu menyusul komentar hawkish dari Ketua Fed Jerome Powell dan anggota komite kebijakan bank sentral lainnya.

Dolar AS anjlok menyusul laporan tersebut, membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli internasional. Indeks dolar AS turun kelevel terendah dua bulan berada dibawah level 104.000.

Imbal hasil Treasury juga turun tajam, menjadi bullish untuk logam mulia karena tidak menawarkan bunga. Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat di angka 4,838%, turun 20,7 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 18,4 poin menjadi 4,452%

Angka inflasi yang rendah secara ekonomi adalah kabar baik, tetapi terhadap dolar ini menjadi sentimen negatif karena mengurangi tekanan kepada Fed untuk menaikan suku bunga satu kali lagi diakhir tahun. Harga emas diperdagangkan naik signifikan pada hari Selasa menyentuh level $1970.00.

Emas ditutup dengan kenaikan harian kedua berturut-turut pada hari Selasa karena inflasi AS naik kurang dari perkiraan bulan lalu, menyebabkan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah anjlok.

Pada hari Rabu harga emas masih diperdagangkan positif, dibuka di $1962.61 dan naik ke $1966.97 dan masih akan kembali menguji level $1970.00.