Dalam 41 tahun terakhir ini, rekor inflasi Amerika Serikat telah terpecahkan dari 8.5% ke 8.6%. Hal ini sempat mengkhawatirkan para ekonom di Amerika Serikat yang berpendapat jika inflasi ini tidak segera di tanggulangi dan terus naik, maka Amerika Serikat akan terancam masuk dalam resesi di Semester kedua tahun 2023. Inflasi yang cukup tinggi ini telah menyebabkan harga-harga meningkat pesat karena pengaruh dari adanya perang di Ukraina antara Ukraina dan Rusia yang menyebabkan krisis energi dan pangan.
Akibat perang ini, minyak dari Rusia dan sistem keuangan Rusia di embargo oleh pihak barat walau tidak sepenuhnya karena Eropa masih di pasok minyak dan gas dari Rusia. Namun Rusia mulai menghentikan pasokan minyak dan gas ke negara-negara Eropa yang tidak mau membayar impor minyak dan gas Rusia dengan mata uang Rubel. Terjadi kelangkaan minyak bumi dan gas di pasar dunia dan Arab Saudi tidak mau ikuti keinginan Amerika untuk naikkan kuota produksi minyaknya.
Selain itu, pasokan gandum dunia terhambat karena peperangan tersebut. Ukraina adalah peneghasil gandum sebesar 70 juta ton dan Rusia juga penghasil gandum di atas 100-an juta ton. Akibat terhambatnya ekspor gandum dari kedua negara tersebut, maka harga-harga gandum mengalami kenaikan dan beberapa negara berkembang terancam kelaparan. Kedua faktor inilah yang menambah parah inflasi di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya.
Hari Rabu (13/7) besok, Amerika Serikat akan merilis data inflasi tahunannya yang di prediksi akan pecah rekor terbaru lagi menjadi 9.0%. Jika hal ini terjadi, maka akan semakin mempersulit upaya The Fed untuk mengatasi masalah inflasi ini karena sudah sebanyak tiga kali The Fed menaikkan suku bunganya dengan total kenaikan mencapai 150 bps alias sudah di naikkan sebesar 1.50%, tapi ternyata inflasi tahunan belum menunjukkan penurunan.
Jika besok inflasi AS malah naik menjadi 9.0%, maka kekhawatiran akan terjadinya resesi akan terjadi lagi dan hal ini dapat menaikkan nilai Gold kembali, walau hal ini di prediksi masih sebagai koreksi saja sesuai time frame weekly ataupun monthly. Jika besok inflasi tahunan AS meningkat menjadi 9.0% maka Gold di prediksi akan naik menuju level 1757.00 hingga level 1773.00 bahkan koreksi naik dapat saja mencapai level 1790.00.