Inflasi Tahunan AS 9.1%, The Fed Di Prediksi Akan Naikkan Suku Bunga 100 Bps

0
169

Inflasi tahunan AS Makin Mengganas menjadi 9.1%, rekor terbaru yang lebih tinggi dari rekor sebelumnya. Rekor sebelumnya adalah 8.6% yang juga memecahkan rekor 41 tahun lalu sebesar .5%. Sentimen terkait inflasi ini menjadi faktor dominan sebagai penggerak ekonomi Amerika Serikat karena ancaman inflasi ini di khawatirkan akan membuat ekonomi Amerika menjadi Overheating dan memicu penurunan harga asset-aset beresiko seperti saham-saham.

Kenaikkan inflasi yang cukup tinggi ini di luar dugaan para ahli ekonomi yang menganggap bahwa angka 8.6% adalah puncak inflasi. Dengan naiknya inflasi sebesar 9.1%, padahal The Fed telah menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali yaitu sebesar 150 bps alias 1.50%. The Fed di prediksi akan semakin agresif untuk menaikkan suku bunganya pasca kenaikkan inflasi AS ini untuk menekan inflasi agar tidak semakin meningkat lagi. Berdasarkan data FedWatch,  pelaku pasar kini memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 100 bps atau 1.0%. Probabilitas data Fedwatch bahwa The Fed akan naikkan suku bunga sebesar 100 Bps tersebut adalah 47.6%. Data inflasi terbaru ini akan menjadi patokan anggota The Fed untuk membicarakan kebijakan moneternya tanggal 26-27 Juli 2022 dan pada tanggal 28 Juli dini hari nanti mereka akan rilis hasil pertemuan mereka, di antaranya adalah kenaikkan suku bunga.

Jika di lihat dari posisi Gold yang semakin mendekati level 1686.00 hingga level 1676.00, maka pergerakan Gold ini sudah semakin mendekati area support kuat antara level 1670.00-1676.00 yang bila terlewati area tersebut akan membuat Gold anjlok tajam ke arah level 1451.00 hingga level 1430.00. Prediksi ini akan semakin besar kemungkinannya terjadi bila memang The Fed benar-benar menaikkan suku bunganya di atas 1.0% atau di atas 100 bps pada tanggal 28 Juli 2022, sebagai respon atas semakin naiknya inflasi di Amerika Serikat.