Indonesia menyampaikan komitmen penambahan sekitar 1.000 personel dan penguatan kapasitas penjaga perdamaian (peacekeepers) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam pertemuan 4th UN Peacekeeping Ministerial (UNPM) yang berlangsung secara virtual pada Selasa (7/12).
“Komitmen memajukan pelatihan dan peningkatan kapasitas para peacekeepers mutlak diperlukan guna mendukung mandat misi dan memastikan keselamatan mereka,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan tersebut, seperti disampaikan melalui keterangan tertulisnya, Rabu.
Secara khusus, Menlu RI menyampaikan bahwa pelatihan dan peningkatan kapasitas diperlukan untuk mendukung peacekeepers yang bertugas di situasi yang seringkali berbahaya.
Untuk itu, ia menekankan dua hal penting yang perlu dilakukan untuk mendukung pelatihan dan peningkatan kapasitas peacekeepers.
Pertama, pelatihan dan peningkatan kapasitas harus sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Di masa pandemi seperti saat ini, peacekeepers kita mendapat tugas tambahan.
Mereka harus dapat mendukung negara tempat misi untuk penanganan pandemi.
Di sini lah pengetahuan mengenai kesehatan komunitas menjadi hal yang penting,” ujar Retno.
Hal kedua yang ditekankan Retno adalah pentingnya investasi seluruh negara bagi kemitraan yang inovatif.
Untuk itu, Triangular Partnership Project (TPP) yang akan berlangsung di Indonesia pada 2022 merupakan salah satu wujud sumbangsih Indonesia dalam mendukung inovasi kemitraan.
“Penguatan kemitraan yang inovatif ini juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas peacekeepers perempuan, khususnya dalam perlindungan warga sipil,” kata Retno.
Pertemuan UNPM bertema “Partnership in Training and Capacity Building” dihadiri oleh lebih dari 50 negara dengan Korea Selatan sebagai tuan rumah.
Pertemuan itu dibuka dengan sambutan dari Menlu dan Menteri Pertahanan Korea Selatan serta Sekretaris Jenderal PBB.
Pada pertemuan tersebut, seluruh negara, termasuk Indonesia, telah menyampaikan komitmen kontribusi guna mendukung penguatan Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.
UNPM merupakan pertemuan internasional terbesar yang membahas berbagai isu Misi Perdamaian PBB.
Pertemuan ini didahului dengan empat pertemuan persiapan, di mana Indonesia merupakan salah satu negara yang memimpin pertemuan pendahuluan yang mengambil tema “Partnership, Training and Capacity Building”.