Indeks Saham Asia naik tipis pada hari Rabu karena investor acuhkan kekhawatiran bahwa saham mungkin telah menguat terlalu cepat dalam setahun terakhir. Sebaliknya, pasar justru berfokus pada optimisme bahwa stimulus AS yang lebih dekat akan mendorong pemulihan ekonomi global.
Indeks MSCI Asia Pasifik, tidak termasuk Jepang, naik 1,12%. Indeks Australia naik 0,82%, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang naik 0,45%. Indeks di China naik 1,27%.
Indeks MSCI global naik tipis 0,19%. E-mini S&P berjangka naik 0,36%. Euro Stoxx 50 berjangka naik 0,35%, indeks DAX Jerman naik 0,36%, dan indeks FTSE Inggris naik 0,55%.
Wall Street mengalami penurunan semalam setelah mengawali Maret dengan kejutan. Dengan indeks S&P 500 melakukan reli satu hari terbaiknya dalam sembilan bulan pada hari Senin.
Tetapi beberapa analis memperingatkan kekhawatiran bahwa harga saham mungkin terlalu tinggi. Ketakutan ini juga digaungkan oleh pejabat regulasi China pada hari Selasa, dapat membuat lebih sulit bagi pasar ekuitas untuk bertahan pada keuntungan. Ketakutan bahwa aksi jual Treasury AS minggu lalu, yang mengguncang pasar saham, dapat kembali terjadi juga dapat membatasi harga saham, kata mereka.
Nada kehati-hatian membebani dolar AS, yang telah diuntungkan dalam beberapa hari terakhir dari harapan investor bahwa Amerika Serikat akan menikmati pemulihan ekonomi yang lebih cepat, dan bank sentral AS akan lebih toleran terhadap imbal hasil obligasi yang lebih tinggi. Indeks dolar AS berada di level 90,787, mengalami penurunan 0,2% dari sesi sebelumnya.
Sementara itu, yield Treasury 10 Tahun AS kembali turun untuk hari ketiga berturut-turut karena investor menghentikan aksi jual baru-baru ini menjelang banyak data ekonomi AS yang akan dirilis di akhir pekan ini. Yield Treasury 10-tahun AS di 1,4086%, turun dari level tertinggi minggu lalu di 1,614%.
Pasar saham AS bergolak minggu lalu ketika yield obligasi acuan AS melonjak ke level tertinggi satu tahun di tengah taruhan investor bahwa rebound ekonomi AS yang kuat di tengah kondisi moneter yang sangat longgar dapat memicu inflasi.
Pejabat Federal Reserve AS telah mengatakan bahwa kekhawatiran inflasi terlalu dini, dan memperingatkan bahwa kenaikan imbal hasil dapat memperketat kondisi keuangan dan menghambat pemulihan ekonomi.